Btari bingung, apa yang harus ia lakukan? Ia ingin melepaskan diri. Tapi, sejujurnya, setelah hari yang menguras emosi, pelukan Genta menenangkannya. Jauh di lubuk hatinya, ia tidak ingin ada masalah dengan siapapun. Apalagi itu Genta, pemeran utama dalam projek drama yang ia tulis ini. Tak hanya itu, ia juga sedikit bersalah karena telah marah-marah tak terkendali tadi siang. “A-aku juga meminta maaf sudah marah-marah..” Btari mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Genta. Tapi, Genta menahan tubuhnya. “A-aku layak mendapatkan amukanmu..” Genta berbisik. “A-aku menciummu tanpa izin.. Ada dorongan untuk itu.. Ma-af..” Btari terhenyak.. Ia merasakan ketulusan Genta.. Meski hati kecilnya kecewa, tapi, ia menerima permintaan maaf Genta. “I-iya.. Ta-tapi, ja-jangan begitu lagi