Genta bersiap untuk makan malam. Ia bahkan tak sabar menunggu Teo bersiap-siap. Sehari-hari, kadang Teo menginap di rumahnya, kadang pulang ke rumahnya sendiri. Tergantung kebutuhan. Hubungan mereka begitu intens dan dekat sehingga kadang Teo sudah tidak lagi meminta izinnya. “Kenapa lama sekali?” Genta melirik Teo yang hanya mengenakan kemeja kotak-kotak biru dan celana kain berwarna hitam, tapi lama sekali. “Apa yang kamu lakukan? Apa kamu berniat menarik perhatian Btari?” Genta mengerutkan keningnya. Teo tertawa.. “Tidak tidak. Restoran ini kan baru, dan katanya eksklusif bukan? Siapa tahu banyak selebritis datang. Aku tidak boleh membuatmu malu bukan?” Genta hanya geleng-geleng kepala, lalu bergerak cepat menuju garasi. Ia tidak sabar. Ada tiga mobil yang terparkir di garasi. Sa