Ray jadi serba salah. Ia terbawa emosi tadi. Tak ada maksud untuk melukai hati Mysha. Namun kenyataannya, ia mebuat gadis itu menangis sekarang. Aaaah. Harus bagaimana kah? Kalau Mamanya menangis karena ditinggal Papanya dan Abangnya, ia bisa menghiburnya. Tapi Mysha? Bagaimana ia menghiburnya? Ia mengetuk pintu kamar dengan pelan. Kemudian membukanya dengan perlahan pula. Pemandangan yang ia lihat adalah Mysha yang mengelap air matanya. Gadis itu beranjak dari atas tempat tidur. Kemudian berjalan menuju kamar mandi. "Maaf...." Setidaknya ia mengucapkan kata-kata itu. Ya setelah menenangkan diri selama hampir satu jam, ia baru berani menghadapi Mysha. Kalau ia tak mendiamkan emosinya, ia takut Mysha akan terkena hal yang sama. Namun sungguh, ia memang tak punya maksud tadi. Ia tahu kal