Rumah Masa Depan

2293 Words

Pulang ke apartemen suami. Kata-kata itu tampaknya mulai bersahabat dengannya. Meski masih terasa aneh. Karena apa? Mungkin karena sebelumnya, ia bahkan tak pernah terpikir kalau akan menikah dengan lelaki yang tidak ia cintai sama sekali. Rasanya tentu saja sangat sulit. Apalagi ia sadar kalau perbedaan di antara mereka itu sangat lah besar. Ya mungkin sebesar bumi dan langit. Bahkan banyak yang menyebut kalau ia dan Husein itu ibarat surga dan neraka. Apakah ia sudah berdamai dengan itu? Jelas belum lah. Rasa sakit hati pasti ada. Tapi mood-nya agak membaik karena kejadian hari ini di kantor. Tentu lah akan siang bersama sang ayah dan suami. Hal yang masih sangat baru untuknya. Ia pulang lebih cepat dari biasanya. Ini sudah jam empat sore. Husein belum pulang. Pasti masih di kantor. I

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD