Menemukan kembali rasa yang telah lama membuatnya bimbang, kini menjadi sebuah kenangan di depan mata. Gisha harus mengatur perasaan ketika dia berada di depan lelaki yang pernah menjadi kekasihnya. Bukan hanya itu, Gisha memenuhi permintaan Avan untuk mereka saling bicara karena dia ingin satu masalah selesai dengan baik, tanpa ada lagi sakit di antara siapapun.
Sudah hampir 15 menit lamanya Avan diam, di kafe mereka biasa menghabiskan waktu, dia tidak merasa istimewa lagi dan sibuk memainkan alat makan saja. Sesekali dia menatap wajah gadis di depannya, begitu singkat pertemuan mereka, juga sebuah hubungan yang sebenarnya dia sendiri sulit menemukan kepastian.
"Maaf, aku nggak bisa lama-lama karena…,"
"Ya, aku tau kok. Jadi… Aku ke sini mau kasih sesuatu yang udah aku beli dari Amerik
