bc

Ecladia

book_age18+
83
FOLLOW
1K
READ
system
warrior
twisted
heavy
straight
bold
multi-character
high-tech world
dystopian
war
like
intro-logo
Blurb

Bumi begitu kacau saat peperangan melanda di seluruh penjuru dunia. Perang nuklir yang terjadi membuat kehidupan semua makhluk hidup terancam mengalami kepunahan. Sebuah organisasi kemanusiaan berinisiatif membangun sebuah bahtera yang melayang di luar angkasa sebagai upaya penyelamatan kehidupan makhluk hidup bumi. Upaya mereka cukup berhasil untuk menyelamatkan sebagian umat manusia dan beberapa makhluk hidup bumi yang berhasil dibawa.

Mereka bertahan selama beberapa tahun di luar angkasa dan mencoba untuk menata ulang kembali bumi yang telah rusak akibat ulah manusia. Setelah beberapa abad berlalu semenjak manusia kembali mendiami bumi, beberapa kelompok manusia berhasil membentuk koloni dan membuat berbagai negara berdaulat yang baru, salah satu diantaranya bernama Ecladia.

Ecladia merupakan negara yang makmur dan adikuasa pada saat itu. Setelah kedatangan seorang pemimpin diktator, negara itu berubah seratus delapan puluh derajat. Negara itu menjadi negara dengan ketimpangan sosial yang tinggi, serta ketidakadilan yang dirasakan oleh sebagian penduduk yang berada di sana.

Hal tersebut mendorong semangat sekelompok geriliyawan. Dengan berbagai rintangan dan perlawanan dari pemerintah, mereka terus berjuang demi tegaknya keadilan di Ecladia. Akankah misi mereka menegakkan keadilan akan berjalan dengan sukses?

chap-preview
Free preview
Ecladia (Sektor-8)
Tahun 2020 merupakan tahun yang kelam bagi semua penduduk bumi. Perebutan kekuasan melatarbelakangi meletusnya peperangan lintas negara. Sistem ketatanegaraan lama pun runtuh akibat dari meluasnya peperangan di berbagai penjuru dunia. Genosida manusia tak bisa terelakkan akibat perang nuklir oleh negara-negara adikuasa. Semua makhluk hidup berada di ambang kepunahannya. Saat itu, ada sebuah organisasi kemanusian yang memikirkan kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Mereka membuat sebuah bahtera luar angkasa yang dapat membawa sebagian manusia serta makhluk hidup lain untuk bisa bertahan hidup melewati masa-masa sulit akibat dari peperangan. Mereka membentuk koloni baru di luar angkasa sebagai upaya mempertahankan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Ada jutaan manusia, binatang, dan tumbuhan yang dapat diselamatkan dari radiasi nuklir yang terjadi setelah peperangan. Mereka, bahu-membahu membentuk kelangsungan hidup selayaknya di daratan. Ekosistem baru pun dibuat di dalam bahtera dengan memanfaatkan semua kekayaan alam yang ada. Mereka bertahan sampai setidaknya 200 tahun hingga bumi kembali pulih dari dampak radiasi yang telah terjadi. Dua ratus tahun setelah masa peperangan, makhluk hidup tertinggal yang berada di bahtera mulai meragukan keaadaan bumi yang bisa ditempati. Mereka, para anak cucu keturuan manusia daratan terakhir mencoba berdiskusi untuk kembali mengeksplorasi bumi yang mengalami kerusakan akibat ulah manusia. Tahun 2219 merupakan tahun dimana manusia bahtera kembali menginjakkan kaki di daratan bumi. Saat itu, keadaan bumi begitu hijau dan asri. Udara di lingkungan tropis begitu sejuk dan menyegarkan, begitu pula suasana di belahan bumi yang lain. Beberapa makhluk hidup yang dapat bertahan hidup dari radiasi juga menyambut kedatangan manusia serta beberapa binatang yang selamat di bahtera. Mereka semua kembali mewarnai keseimbangan ekosistem bumi. Meskipun menyenangkan dapat kembali ke daratan, adaptasi dari lingkungan buatan ke lingkungan alami bumi tidaklah mudah. Setidaknya membutuhkan waktu beberapa tahun agar mereka bisa merasakan kembali tanah kelahiran nenek moyang mereka. Banyak manusia yang gugur dan tidak bisa bertahan hidup dengan keadaan bumi yang baru. Namun, itu semua tidak menyurutkan semangat bertahan hidup para manusia bahtera. Mereka semua berpencar membentuk koloni baru dan mengisi kekosongan wilayah-wilayah bumi. Tahun 2820, tepat enam ratus tahun setelah para penyintas kembali mendiami bumi. Peradaban manusia kembali maju dengan perkembangan teknologi terbaru. Dunia saat itu mengalami adaptasi yang begitu cepat. Manusia berkembang biak dengan baik hingga berhasil membentuk beberapa negara berdaulat. Ada sebuah negara yang terkenal makmur dan adikuasa di bumi kala itu. Negara itu adalah Ecladia. Ecladia terletak di semenanjung daratan Asia. Wilayahnya terbentang di daerah yang dulu dikenal sebagai wilayah Benua Asia Tenggara hingga Australia. Ecladia memiliki sistem pembagian zona berupa provinsi yang dikenal dengan sebutan “Sektor”. Terdapat sekitar 18 sektor dan satu kapital yang hidup saling menguntungkan dan berkontribusi untuk kemakmuran negara. Mulanya, Negara Ecladia terkenal subur, makmur dan sejahtera. Namun, beberapa ratus tahun belakangan keadaan negara itu berubah di mata rakyatnya. Ecladia menjadi negara yang penuh ketimpangan sosial ketika seoarng penguasa diktator mulai memimpin. Penguasa itu menerapkan sistem pemerintahan yang hanya menguntungkan segelintir pihak dan merugikan banyak pihak. Sektor-sektor yang dulunya makmur, kini menjadi daerah terbelakang dan tertindas karena menentang kebijakan negara. Sementara, sektor yang mendukung kebijakan negara akan dijadikan daerah yang sangat maju. Kala itu, perang saudara pernah meletus hingga membuat Ecladia terpecah-belah. Hal tersebut terjadi setelah presiden diktator menerapkan sistem yang mengharuskan setiap sektor hanya bisa menghasilkan satu jenis produk. Selain itu, presiden juga memperlakukan sektor-sektor tertinggal layaknya seorang b***k dengan kesejahteraan yang minim. Salah satu sektor yang tertinggal adalah Sektor-8. Sektor tersebut berada di ujung selatan Ecladia dan berbatasan langsung dengan samudra yang luas. Sektor-8 dikenal sebagai sektor yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Ecladia. Itulah yang membuat pemerintah menerapkan kebijakan yang lebih ketat untuk menekan ledakan penduduk. Dampak yang dirasakan oleh kebijakan pemerintah kala itu membuat semua penduduk Sektor-8 dirundung kemiskinan. Setiap wanita yang kedapatan hamil akan dijaga ketat oleh badan pengawas kependudukan. Para bapak disibukkan dengan pekerjaan yang semakin keras layaknya seorang b***k agar memiliki kesempatan yang rendah dalam memiliki keturuan. Di setiap acara hari Pemulihan, Sektor-8 diwajibkan mengirimkan lebih banyak delegasi dibandingkan sektor yang lain untuk dijadikan seorang Tribute (upeti), Trader (pedagang antar sektor), TSC “Trip Safety Control” Officer (Petugas TSC), Defender (Penjaga keamanan), dan beberapa b***k bayaran para pengusaha kelas atas. Selain itu, Sektor-8 hanya diizinkan untuk mengelola hasil limbah dengan bayaran yang minim.  Namun, ada sebuah ironi yang terjadi di Sektor-8. Begitu miskinnya sektor tersebut bahkan sampai menganggap daging sebagai makanan yang sangat mahal. Banyak pemuda yang nekat mencari buruan di hutan Redfox untuk bisa makan makanan lezat. Mereka rela bertaruh nyawa demi mendapatkan bayaran mahal dari hasil menjual daging binatang buruan. Mereka harus lihai bersembunyi dari pengawasan Defender yang senantiasa berpatroli menjaga kawasan hutan. Pemerintah sangat ketat dalam menjaga kawasan hutan Redfox untuk mengantisipasi masyarakat Sektor-8 yang ingin kabur dari wilayah Ecladia. Pemerintah juga tidak segan menghukum setiap warga yang kedapatan memasuki wilayah hutan Redfox. Namun, hal tersebut tidak membuat takut salah seorang pemuda yang terbiasa bermain di hutan itu. Ada seorang anak yang senantiasa ikut berburu bersama saudaranya, Aarsen. Hampir setiap malam, kakaknya mengajak dirinya untuk pergi. Mereka berjalan dalam bayangan malam. Menyelinap keluar dari rumah pamannya. Mereka juga sudah lihai dalam memanfaatkan situasi untuk menghindar dari pengawasan Defender. “Aarsen, kenapa kita terus keluar di malam hari?” tanya Nick kecil. “Nicky. Aku tahu, ini berbahaya. Tapi ini demi kebaikan kita.” Aarsen berlutut di depan Nick. Tangannya memegang kedua pundak Nick. “Kamu suka kan kalau bisa makan daging?” Nick pun menganggukkan kepalanya. Matanya tampak berkaca-kaca mendengar ucapan saudaranya. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju hutan Redfox. Tampak sebuah tombak berada di tangan Aarsen, dan sebilah pisau belati digenggam erat oleh Nick. ‘Koak … koak ….’ Suara burung gagak bersautan sebagai tanda bahwa mereka telah memasuki kawasan Hutan Redfox. “Aarsen, aku takut.” Nick mendekap badan Aarsen. Aarsen pun mencoba menangkan adiknya yang ketakutan. “Hei Nick, itu cuma gagak. Tenanglah.” Setibanya di hutan Redfox, Aarsen meminta Nick untuk duduk di atas bebatuan menunggunya membidik sasaran. “Nick, tunggulah di sini. Liatin ya! Aku akan mengajarimu teknik membidik sasaran dengan tepat,” bisik Aarsen. “Lihat rusa di sana?” Aarsen menunjuk sebuah rusa dibalik bayang-bayang kabut hutan. “Carilah titik kelemahannya, dan fokus pada titik itu.” ‘Syut’ Tombak Aarsen melesat tepat mengenai titik kelemahan seekor rusa. Mereka pun berlari mendekat ke rusa itu untuk membawanya ke rumah. Ada sebuah teknik tersendiri yang dilakukan oleh mereka untuk membawa rusa agar tidak diketahui oleh Defender. Mereka harus membuat sebuah lubang untuk mengubur darah dan tulang belulang rusa yang sebelumnya telah di kuliti. Akan lebih mudah membawa daging rusa tanpa tulang dibandingkan membawa seekor rusa utuh. Upaya itu mereka lakukan agar Defender tidak mencurigai aksi perburuan mereka. Setibanya di rumah paman, mereka bergegas untuk memotong daging-daging rusa menjadi potongan kecil. Hal itu mereka lakukan untuk memudahkan penjualan di pasar gelap di pagi harinya.  Pasar gelap (Black Market) selalu dibuka setiap akhir bulan pada waktu tengah malam hingga tiba fajar. Lokasi pasar gelap selalu berpindah-pindah setiap waktu agar tidak terlacak oleh pasukan keamanan dan para trader. Pasar itu biasanya menjual barang-barang aneh dan langka yang tidak di jual trader di Market Hall. Aarsen yang menyadari bahwa hari itu bertepatan dengan diadakannya pasar gelap membuatnya bergegas menuju ke sana. “Tunggulah di sini, dan aku akan kembali beberapa saat lagi,” pinta Aarsen pada Nick. Nick pun menyetujui permintaan Aarsen dan memintanya berhati-hati agar tidak tertangkap oleh Defender. Setelah meninggalkan adiknya, Aarsen pun tiba di lokasi pasar gelap. Dia dengan sigap menjual daging buruannya kepada bandar. Tanpa dia sadari, dirinya tengah di awasi oleh seorang Defender yang telah lama memperhatikan kesibukannya. Di tengah jalan, Defender itu menghentikan Aarsen yang akan pulang ke rumah pamannya. “Hei berhenti! Tiarap!” perintah Defender itu. Aarsen pun terkejut dan segera mengikuti instruksi wanita itu. “Jangan bergerak atau nyawamu melayang!” bentak wanita itu. Wanita yang bertugas sebagai Defender itu, mendekati tubuh Aarsen. Wanita itu menekukkan lututnya. “Hei! Siapa namamu?” Tangannya meremas dagu Aarsen. “A-aarsen P-patterson,” ucap Aarsen terbata-bata. “AARSEN?” Wanita itu meninggikan nadanya mengulang perkataan Aarsen. “Hm, kau … tampan juga,” goda wanita itu. “Apa maumu? Lepaskan aku.” erang Aarsen. “Diam!” Wanita itu semakin kencang meremas dagu Aarsen. “Semakin kau lawan, semakin kencang ku remas dagumu!” gertak wanita itu. “Hei. Maukah kau menjadi kekasihku?” Wanita itu berbisik merayu Aarsen. Mendengar ucapannya membuat Aarsen geram. “Tak sudi!” Dia meludah di hadapan wanita itu. ‘Plak’ Tamparan keras melesat di pipi Aarsen. “Boleh juga keberanianmu!” Wanita itu mengelus pipi Aarsen yang tampak memerah. “Hei, Minerva!” teriak salah seorang Defender dari kejauhan. “Sedang apa kau di sana?” Wanita bernama Minerva itu terkejut karena kedapatan tengah berduaan dengan warga sipil. “Gawat, aku ketahuan.” Minerva pun berdiri dan menarik tubuh Aarsen. “Berdiri!” tegas Minerva. “Sekarang bersikap wajar, dan enyah lah kau dari sini.” Aarsen pun berlari meninggalkan Minerva dan bergegas pulang ke rumah pamannya. Defender yang memanggil Minerva mulai mendekat ke arahnya. “Hei Minerva, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Defender itu. “A-aku, aku … oh iya aku tadi melihat ada seorang pria yang tergesa-gesa dan mencurigakan, oleh karena itu aku mencoba menghentikannya.” Minerva memberikan alasan palsu karena dia takut jika ketahuan tengah menggoda seorang warga sipil. “Hm … cukup aneh tapi, ya sudahlah. Ayo! Kita harus kembali berpatroli,” ajak Defender itu. Mereka pun melanjutkan tugas nya untuk berpatroli keliling kota. “Huh … mengganggu saja,” gumam Minerva.   Sementara itu di rumah pamannya, Aarsen nampak kacau dengan memar di pipi akibat tamparan Minerva. Pakaiannya juga kotor akibat berbaring di tanah. “Paman, Nicky, aku pulang!” seru Aarsen memasuki rumah pamannya. “Aarsen, pipimu kenapa?” tanya Nick. “Hehehe tak apa-apa Nick, hanya memar ringan,” jawab Aarsen sembari mengacak-acak rambut Nick. “Oh iya Nick, dimana Paman Louigi?” tanya Aarsen. Nick mengunjuk ke arah dapur dan memalingkan pandangannya sebagai isyarat. “Hei. Tenanglah, kubawakan sesuatu untukmu.” Aarsen memberikan sepotong roti berisi daging pada Nick. “Terimakasih.” Nick mengambil roti itu dengan tatapan malu. “Aarsen.” Raut wajah cemberutnya kini mulai memudar. Senyuman tulus mulai tampak di wajahnya. “Makanlah Nick, aku akan menemui paman.” Aarsen meninggalkan Nick yang tengah melahap sepotong roti. ---

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.8K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Romantic Ghost

read
162.6K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook