BAB 18. Sebuah Ancaman

1606 Words

Ketika Chiko sampai di rumah, Akira masih belum pulang. Laki-laki itu menaruh kopernya di kamar kemudian mandi dan mengambil minum untuk dia nikmati sambil menunggu istrinya pulang. Jilid naskah ada di tangannya. Chiko memang jenis orang yang tidak suka membuang waktu. Tidak terasa beberapa menit berlalu, Chiko melihat arloji di pergelangan tangan, ternyata sudah hampir jam tiga sore tapi Akira tak kunjung sampai rumah. Namun ketika Chiko hendak mengirim pesan pada istrinya itu, terdengar sebuah mobil memasuki pelataran rumah. Laki-laki itu tersenyum melihat istrinya turun dari mobil Jelita sambil tersenyum lebar bersama adiknya itu, sebelum Jelita kembali melajukan mobilnya untuk pergi. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikumsalam.” Jawab Chiko di balas senyuman lebar oleh Akira. “Mas udah s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD