5-Aku Menginginkan Mu
Selesai acara makan-makan bersama mommy rose. Mommy rose mengajak arika untuk berbelanja.
Dan disinilah arika tengah membuang nafas nya lelah. Ia lelah berjalan kesana-kemari mengirati mall milik keluarga Artheo. Keluarga terkaya di negara ini. Dan ralat anak tunggal mereka adalah Kekasih Arika.
Tring!
Ponsel arika berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.
My Childish Boy
Kau Dimana sayang?
Arika mendesah pelan.
Mall
Apakah masih lama?
Aku tak tahu.
Memang kenapa?
Aku merindukan mu.
Cepatlah ke apart ku. Kalau perlu kabur saja dari mommy
Arika mendengus. Ia tak beniat lagi membalas pesan dari devan.
Kabur dari mommy? Tak mungkin arika bisa. Ia tidak tega melihat mommy rose. Dengan senyum ceria nya saat bersama dengan dirinya.
Arika mendongak ketika melihat mommy rose menghampiri nya.
"sayang ayo kita pulang, kamu pasti lelah kan?" tanya mommy. Arika menyengir kuda. "tidak mom" arika terpaksa berbohong. Padahal demi apapun kaki nya sangat sakit sekarang. Oh ayolah apakah mommy rose memiliki kaki kuda, atau kaki onta mengapa ia tidak merasa lelah sedikitpun. Ariska membatin.
Mommy rose mengernyit. Melihat arika yang tidak membeli apa-apa.
"mengapa kau tidak membeli apa-apa sayang?" arika tersenyum. "aku tidak terlalu suka berbelanja mom" Rupanya devan tak salah pilih calon istri. Pikir mommy rose.
"yasudah ayo" mommy rose berjalan lebih dulu. Arika mengernyit melihat mommy rose yang tidak membawa barang belajaan. Kemana perginya?. Seingatku dia banyak berbelanja tadih?. Arika berhenti dalam pemikiran nya ketika mommy rose menghentikan jalannya. Dan arika juga berhenti.
"sayang.." mommy rose menarik tangan arika untuk sejajar dengan nya.
"nah begini kan lebih baik" mommy rose berdecak dan kembali berjalan sambil menggandeng tangan arika. Arika tersenyum. Bersama mommy rose ia merasakan kasih sayang seorang ibu. Sesuatu yang jarang ia rasakan.
Kini mommy rose dan arika sampai di luar mall. Seorang lelaki berbaju hitam menghampiri mereka.
"semua belanjaan anda. Sudah ada di dalam mobil nyonya" mommy rose mengangguk. Orang itu pun pergi menjauh. Arika mengernyitkan kening nya. Pantas saja aku tidak melihat kemana belajaan itu pergi. Ternyata sudah di bawa oleh dia. Arika membatin.
"oke sayang. Ayo pulang" ajak mommy. Arika tersenyum canggung.
"mom, arika pulang sendiri saja"
"why?" mommy bertanya heran. Padahal ia tahu kalau arika ingin bertemu si bayi besar. Yang sudah beberapa kali menelpon nya menyuruh untuk segera pulang. ralat memaksa.
"aku ada keperluan sebentar" elak arika. Mommy mengangguk kemudian tersenyum.
Ia mencium pipi arika. Arika berpamitan dengan mommy rose kemudian menaiki taksi.
Arika sampai di depan apartemen milik devan. Apartemen yang sungguh mewah.
Arika menaiki lift dan memencet angka untuk ke tempat devan.
Sampai di devan pintu flat devan arika memencet kode pintu nya.
Dan kodenya adalah hari ulang tahun arika.
"sayang" devan langsung memeluk arika erat. Arika yang belum siap hampir terhunyung ke kebelakang.
Devan mendengus bau tubuh arika. Bau yang memabukkan baginya.
"dev. Lepas dulu ya" pinta arika devan menggeleng. Ia kemudian menciumi leher putih jenjang milik arika.
Hingga menimbulkan beberapa tanda keunguan disana.
Devan tak menghiraukan tubuh arika yang belum mandi. Bagi devan bau tubuh arika seperti magnet yang terus menarik nya. Untuk selalu bersama arika.
Apakah arika tak tahu beberapa jam tanpa arika. Devan terus saja berteriak frustasi seperti orang gila.
Segitu besarkah pengaruh arika pada hidup devan artheo?
Lama kelamaan devan mulai bergerak menuju d**a arika.
Arika berusaha melepaskan. Ia benar benar takut. Terbuai akan cumbuan devan hingga mereka kebablasan.
"dev.." erang arika di sela cumbuan devan.
"Babe. Aku menginginkan mu" ucap devan serak.