Dorm Kampus

2149 Words

Sejurus netra memandang, yang ia lihat hanya keindahan tidak terpatahkan dari kota yang baru pertama kali didatanginya tersebut. Kaca mobil sedan mewah yang gelap tetap tidak dapat menghalangi keindahan dari pemandangan di sepanjang jalan yang ia lewati. Entah sudah berapa kali ia menguar decakan kekaguman tiada henti. Rasa kantuk yang menyerang saat di bandara sebelum ini, seketika menghilang saat keindahan dari lampu yang memenuhi kota itu seolah seperti kunang-kunang yang mengawang. Ia mengerjap kesenangan. "Ariena, perjalanan kita masih sekitar 45 menit lagi. Kenapa kamu tidak beristirahat saja dulu. Pasti kelelahan setelah landing, kan? Nanti setibanya di apart, aku akan membangunkanmu. Tidurlah." Sebuah suara yang memendar pelan itu langsung mencuri atensinya. Bagaimana sekarang i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD