Harus Move On

1225 Words

Tercenung menatap sepasang siluet yang ia kenal tersebut dari atas balkon kamarnya, Ariena semakin larut. Seakan bisa merasakan seberkah kebahagian yang memendar dari keluarga kecil tersebut. Tunggu, apa Ariena baru saja mengatakan 'keluarga kecil'? Hatinya semakin teriris, ketika memori masa lalunya kembali menari-nari di depan mata. Ariena mengingat sang buah hati yang telah kembali ke sisi Sang Pencipta. Dengan gerakan pelan, selusurnya bergerak mengelus perutnya yang rata, Ariena memejamkan netra merasakan kesakitan itu kembali datang. Persis di saat ia tengah mencoba untuk bangkit. Sulit mengatakan untuk bertahan jika bayangan yang ada di depan matanya terus memuncak menggerus pertahanan. "Ariena ... Are you okay??" Ariena tersentak. Ia segera membuka mata begitu menyadari ada pre

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD