Happy reading... Semoga suka ya.. Smile dulu dong...
______
Felix berdiri didepan pintu kelas cukup lama menunggu kehadiran Lucy sahabatnya tapi gadis itu tak kunjung menunjukkan dirinya padahal chatnya mengatakan dia sudah berada di sekolah tapi dimana? Felix celingukan sebelum kakinya melangkah menuju bagian belakang sekolah dimana biasa Lucy habiskan waktunya untuk melamun.
Dan benar saja, Lucy nya tengah ada ditempat itu menangis tanpa suara dengan mata sembab yang Felix tebak gadis itu sudah menangis semalaman. Saat bangku yang Lucy duduki berderit gadis itu menoleh.
"Felix?"
Felix mengusap air mata diwajah Lucy sebelum merengkuh tubuh ringkih Lucy dengan kehangatan penuh.
"Apa cowok breng*ek itu nyakitin kamu lagi?" tanya Felix. Lucy tidak langsung menjawab tangannya meranhkul punggung Felix, andai sajah saat ini yang ia peluk adalah Gama pasti hatinya tidak sesakit ini.
"Seperti nya mulai hari ini aku harus merelakan perasaanku. Kemarin.. kemarin Gama udah.. undangan.."
Kalimat Lucy sudah terdengar tidak jelas karena tangisnya. Felix mengeraskan rahangnya. Cukup sudah dia menahan rasa kedalnya karena Lucy kembali tersakiti oleh pria yang sama berulang kali.
Felix menepuk nepuk punggung Lucy "Udah jangan nangis lagi. Cowok kayak gitu gak pantas buat kamu tangisin"
"Tapi aku cinta sama Gama Fel. Aku gak bisa liat dia nikah sama cewek lain"
"Kalau Gama emang jodohmu mau dibagaimana pun dia pasti akan kembali padamu begitu sebaliknya. Jadi please.. Stop menangis aku gak suka liat air matamu jatuh karena cowok itu" Felix mengusapkan ibu jarinya diwajah Lucy.
"Senyummu lebih baik dari segalanya. Mengerti?"
Lucy mengangguk.
Sepulang sekolah Felix mengantarkan Lucy pulang melihat jika sahabatnya tiba dirumah tanpa luka sedikitpun. Namun diperjalanan pulang Felix melihat sosok Gama entah mengapa rasa kesal Felix langsung membuncah dia menghentikan mobilnya menghampiri Gama kemudian tak banyak bicara langsung meninju Gama cukup kuat. Lelaki itu jatuh tersungkur.
Masa bodoh soal janjinya pada Lucy yang mengatakan tidak akan melukai Gama, Lelaki ini pantas menerima rasa sakit Lucy akibat kekecewaan yang Gama berikan pada hati gadis itu.
"Eh bocah kenap lo–" Kalimat
"Ini buat cowok b******k kayak lo. Gue udah nahan dari kemarin buat gak ngehajar lo karena gue tau lo orang yang dicintai Lucy tapi kesabaran gue udah habis" Felix memukul Gama dengan membabi buta meluapkan kekesalannya.
"Kenapa lo mukul gue. Lucy pacar lo kan! Urus tuh pacar biar gak gangguin gue terus" Gama mendorong Felix dan memukul bocah kurang ajar itu. Tapi Gama tidak tau saja Felix yang pendiam itu ternyata adalah master jiu jitsu. Hingga Felix kembali memukuli Gama sampai puas.
"Gue sama lucy tuh cuma pura-pura biar lo sadar sama perasaan lo! Eh ternyata gue salah ternyata lo cowok b******k yang gak punya perasaan" maki Felix.
Gama terjatuh dengan wajah bonyok. Nafas Felix naik turun seirama dengan emosinya yang meledak meletup.
"Ini yang terakhir kalinya gue gak mau liat lo deket sama Lucy lagi. Dia cewek baik dan dia sahabat gue. Real cuman sahabat gak lebih. Dia udah suka sama lo selama sembilan taun! Lo kira sembilan taun tuh kayak sembilan detik! b******k! Untung negara ini adalah negara hukum kalo enggak udah gue bunuh lo" maki Felix kesal setengah mati sebelum meninggalkan Gama begitu saja.
Gama mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya.
Felix memukul setir kemudi sebelum melajukan mobilnya pergi. Rasa kesalnya sudah berkurang setidaknya setelah sekian lama menahan emosi akhirnya dia bisa membalasjan rasa sakit Lucy yang selalu Gama torehkan. Tangannya yang memar Felix abaikan bahkan ujung alisnya juga membiru karena pukulan balasan dari Gama namun pukulan Felix lebih banyak diwajah lelaki itu biar sekalian saja pernikahan Gama tidak jadi dilakukan.
_______
Keesokan harinya Lucy terlihat lebih baik dari sebelumnya, pancaran wajah ceria gadis itu sangat menyejukkan dan Felix sangat suka melihat wajah ceria Lucy bukan wajah sembab dipenuhi air mata.
"Wajah kamu kenapa Fel?" tanya Lucy sambil menunjuk kening Felix yang di plester.
"Oh ini kemarin kejeduk pintu" kekeh Felix lalu menggandeng Lucy masuk kedalam kelas.
"Masa kejeduk pintu sampai kayak gitu" Protes Lucy tak percaya.
Felix tersenyum memberikan wajah manja yang membuat Lucy bergidik geli. Hari itu kembali mereka jalani seperti hari-hari biasanya, Felix cukup senang karena hari ini tak ada nama Gama yang keluar dari bibir gadis itu.
Sampai dua hari setelah Felix menghajar Gama, Lucy terlihat lebih baik jika Felix tau akan seperti ini dia akan menghajar Gama dari dulu.
"Hari ini aku gak bisa antar kamu, mau jemput kak tiara dibandara" ucap Felix.
"Oh oke tidak masalah lagian kamu juga kan bukan supir pribadiku" jawab Lucy sambil tertawa.
_____
Pulang sekolah Felix sudah siap berganti pakaian untuk menjemput tiara, kakaknya. Namun sebuah pesan dari perempuan itu justru mengatakan dia pulang bersama kekasihnya alhasil Felix melompat girang mengambil kunci motor untuk kerumah Lucy.
Felix tidak menghubungi lucy jika hari ini dia akan datang, motor dikendarai pelan sambil fokus kedepan sebelum matanya melihat sosok yang akan dia temui berlari dari area parkir sebuah tempat perbelanjaan. Felix menghentikan motornya begitu sadar jika lucy tengah menangis, lagi.
"Lucy!" Panggil Felix. Cowok itu melihat air mata sahabatnya dan Gama di belakang yang sedang mengejar Lucy.
Felix meletakkan helmnya dengan kasar "kayaknya tinjuku yang kemarin masih kurang ya!" serunya lalu turun dari motor, Felix berjalan cepat kearah Gama dan melayangkan tinjunya lagi.
Buk..
Gama langsung jatuh tersungkur. Lucy memekik kaget melihat Felix yang biasanya diam jadi seperti ini.
"Felix stop!" teriaknya menghalangi pukulan Felix yang di luncurkan ke tubuh Gama.
"Minggir Lucy!. Cowok b******k kayak dia gak pantas kamu tangisi!" maki Felix seperti orang gila.
Lucy memeluk Felix menahan cowok itu untuk memukuli Gama.
"Aku gak papa Fel. Jangan pukul dia"
"Gak papa gimana! Aku sahabatmu. Aku udah sering liat kamu nangis kayak gini karena dia!" Felix menunjuk Gama.
"Biar aku kasih dia pelajaran sudah buat kamu kayak gini. Lepas Lucy" Felix memberontak. Lucy semakin kuat memeluk sahabatnya itu.
"Stop Fel. Jangan pukul lagi" ucap Lucy dengan tubuh bergetar.
Felix mencoba menormalkan amarahnya dan membalas pelukan Lucy sambil menatap Gama sengit.
"Lo buat dia nangis lagi gue akan bunuh lo!" ancam Felix kemudian menarik Lucy ke arah motornya.
Gama melihat kedua orang itu yang berjalan menjauh.
Lucy menoleh ke arah Gama dengan wajah kecewa nya namun dari arah belakang Gama sebuah mobil tengah melaju cepat seperti tidak terkendali. Lucy membulat kan matanya dia kembali berlari kearah Gama.
"Gama!!!" teriak Lucy.
Felix yang tak sempat menahan Lucy akhirnya hanya melihat hingga..
BRAAAKK....
Kaki Felix seakan kehilangan tulang, badannya lemas dan jatuh kepinggiran aspal dekat motornya terparkir sedangkan mobil truk jatuh miring dipinggir pagar. Tapi yang membuat Felix syok adalah dua orang dengan darah mengalir bebas dari tubuh mereka saling membasahi aspal cukup banyak.
Suara orang-orang mulai ribut berdatangan tapi Felix masih tak kunjung bisa menggerakkan badannya hingga ia merasa seseorang membantunya berdiri. Sekilas Felix melihat wajah berlumuran darah diwajah Lucy yang dibopong oleh para warga, hatinya sangat sakit, ya tuhan selamatkan sahabatku.
________
Bersambung...