Ketenangan saat bersamanya

1161 Words
Ketenangan saat bersamanya Malam sangat indah, bulan membulat dengan sempurna dengan hiasan bintang disekelilingnya. Drrrttt... Drrrttt.... Zahwa yg sadar akan bunyi hpnya Langsung mengambil dari atas nakas. “Assalamualikum” “wa’alaikum salam zah” “ada apa telfon malam-malam?” tanya zahwa ketus “rindu kamu” spontan “jaga ucapanmu” Zahwa tidak suka dengan yg baru saja lawan bicaranya katakan “yeay. ..gitu aja ngambek. Besok pulang kampus ada acara nggak?” “shift malam di RS, kenapa?” “mau ngajak kamu nonton, yah... Padahal aku sudah beli 2 tiket untuk bisa nonton bersamamu besok malam”. “salah sendiri gak tanya dulu, malah memutuskan secara sepihak” “kan surprise” “hhhhh” “ya udah lha, aku kasihkan ini pada adekku saja” “itu lebih baik, kamu bisa nonton dengan adekmu” “aku gak berangkat kalau tidak denganmu” “Terserah” “ya sudah kamu istirahat gih uda malam. Assalamualikum zahwa” “wa’alaikum salam warahmatullah” Zahwa merebahkan tubuhnya, kini dia mengerti dengan hatinya. Tak bisa dipungkiri hatinya sedikit bahagia dengan perhatian fahmi akhir-akhir ini. Zahwa memejamkan matanya menjemput mimpi indah. Lain hal dengan fahmi yg memandang indahnya malam, hatinya begitu tenang & senang. Penantiannya sungguh terobati, benar kata pepatah bahwa usaha & hasil selalu berjalan beriringan. “terima kasih Wahai Kekasih Yang Maha Kasih, kau telah mempertemukanku pada sebagian hati yg lain. Setiap pertemuan bukan karna hanya adanya unsur kesengajaan, tapi sudah dipastikan ada takdir menunggu tentang bagaimana perjalanan pertemuan itu. Cinta memang memberikan pengaruh besar pada setiap yg merasakannya, sepertiku yg menemukan ketenangan setiap mengingatnya” gumam fahmi. Dipegang & diusapnya figura kecil diatas nakas, foto wanita dengan hijab biru mudanya sedang tertidur pulas dengan posisi duduk dibangku kereta. Ya... Siapa lagi kalau bukan foto zahwa yg diam-diam fahmi ambil tanpa sepengetahuan zahwa. Flashback on Fahmi sibuk memandangi ponselnya, memilih lagu mana yang akan menjadi teman perjalanannya. sesaat dia melirik kesebelah kirinya. Nampak seorang wanita sedang tertidur pulas, terlihat jelas wajah lelahnya. Tanpa berfikir panjang fahmi mengambil sebuah kamera cannon dari dalam tas lalu mengambil beberapa foto wanita disampingnya yg sangat anggun & mampu memporak porandakan hatinya walau ini baru pertama kali dia jumpai. seorang wanita di sebelahnya berhasil memberikan kenyamanan tersendiri untuk sosok fahmi. Dengan cepat fahmi memasukkan kembali cameranya. Sesampainya dirumah setelah lelahnya , fahmi mengambil cameranya, menscrol beberapa foto wanita yg telah dia ambil. Menentukan pilihan yg tepat untuk dia cetak, tak butuh waktu lama fahmi langsung menuju percetakan foto sekaligus membeli framenya. Flashback off 30 menit fahmi memandang foto zahwa, tanpa berniat melepaskan dari pelukannya. Hingga akhirnya fahmi tertidur dengan foto zahwa yang masih melekat pada dadanya. *** “Assalamu’alaikum semua” zahwa menghampiri meja makan yang disana mama papanya sudah menunggu kedatangannya. “wa’alaikum salam warahmatullah” kompak keduanya membalas salam zahwa. “gimana pa,ma kabar keluarga di malang? Terus acaranya lancar?” “Alhamdulillah mereka sehat, & acara saudaramu berjalan dengan lancar” jawab dedy papa zahwa “Alhamdulillah lega rasanya mendengarnya” jawab zahwa “sudah ngucapin selamat?” tanya farida mama zahwa “sudah dong ma” zahwa melempar senyum pada mamanya. “ya sudah ayo sarapan, nanti papa telat lagi. Kamu kuliah pagi zah?” “nanti jam 2 an ma selesai jam 5, tapi zahwa gak pulang. Zahwa langsung shift malem” “ya sudah, hati-hati ya. Habis ini mama mau ikut papa ke kantor” “ngapain ma?” zahwa mengerutkan keningnya, gak mungkin mamanya tiba-tiba ikut papanya ke kantor kalau tidak ada maunya. Zahwa sudah hafal tabiat mamanya. “ada yg mama taksir dibutik depan kantor” mamanya terlihat senang saat menjelaskan tujuannya. “...” Selesai sarapan zahwa kembali masuk dalam kamarnya, berguling-guling diatas kasur sambil membaca n****+. Zahwa suka baca n****+ hingga disudut kamarnya terdapat pojok baca. Drrrttt.... drrrttt.... From : Fahmi “zah, ngampus jam berapa?” From : zahwa “jam 2” From : Fahmi “boleh aku jemput?” From : zahwa “terserah” From : Fahmi ”ok, nanti jam 1 aku jemput ya” From : zahwa “emang sudah tau rumahku?” From : Fahmi ”tenang saja, aku pasti menemukan jalan menuju rumahmu” Zahwa mengangkat bahunya tanpa menjawab pesan dari fahmi. “ada-ada saja tu anak” gumamnya. *** Kring... kring... Bunyi jam beker membangunkan tidur zahwa, jam sudah menandakan pukul 12.00. zahwa akhirnya memutuskan mandi, sholat dzuhur, lalu bersiap-siap menunggu jemputan fahmi. Ting nong... ting nong.... Bi lila membukakan pintu rumah, fahmi sudah berdiri dengan baju casualnya. “Assalamu’alaikum bi” “wa’alaikum salam, maaf cari siapa ya den?” “saya fahmi bi, lupa ya?” goda fahmi “zahwanya ada?” “oh iya den, maklum bibi sudah kemakan usia jadi pikun dech. Sebentar ya bibi panggilin non zahwanya. Aden silahkan duduk dulu den” fahmi hanya mengangguk mengiyakan. Tak lama kemudian zahwa keluar dari balik pintu “sudah lama?” Fahmi yang duduk langsung terperanjat seketika menoleh kearah yang mengajaknya berbicara. bukannya menjawab pertanyaan zahwa, fahmi malah terperangah melihat zahwa. Padahal penampilan zahwa seperti hari-hari biasa tidak ada yang berubah. Tapi ntahlah, mampu membuat seorang fahmi terperangah. Fahmi terus memandangi zahwa dari ujung bawah sampai ujung atas. Zahwa mencoba melambai-lambaikan tangannya didepan wajah fahmi hingga akhirnya fahmi tersadar dari lamunannya. “Bidadariku” ungkap fahmi dibawah alam sadarnya “apa kamu bilang?” “owh nggak... nggak bilang apa-apa kok” fahmi terlihat salah tingkah didepan zahwa “ya sudah ayo jalan” ajak zahwa “ayo” fahmi menggandeng tangan zahwa reflek zahwa masih diam badannya tidak bergerak sedikitpun “katanya jalan, tapi kok matung sih?” lanjut fahmi. Zahwa menatap tangannya yang masih dipegang fahmi tanpa mengeluarkan suara. Fahmi yang sadar akan hal itu kemudian reflex melepaskan tangan zahwa “maaf zah” fahmi menunduk nyesal, fahmi takut membuat zahwa marah. Zahwa terus berjalan ke arah mobil fahmi. Zahwa mencoba membuka pintu mobil, ternyata masih dikunci. “niat ngantar aku apa nggak sih? Kok pintunya belum kebuka?” zahwa mulai kesal. “maaf” fahmi nyengir & langsung membukakan pintu untuk zahwa. Fahmi senang karna zahwa masih mengajaknya bicara. Padahal pikirnya zahwa akan mendiamkan fahmi karna kelancangannya tadi. Didalam mobil keduanya masih terdiam “kamu gak ke RS hari ini?” tanya zahwa “aku shift malam, tadi jam 7 aku baru pulang & aku langsung chat kamu dech” ungkap fahmi jujur “kamu sendiri hari ini gak ada shift?” “nanti pulang kampus aku langsung ke RS” walaupun sama-sama kerja di RS tapi mereka beda tempat. “ya udah, nanti aku antar ya” fahmi antusias “gak apa-apa aku berangkat sama temenku aja, aku uda janjian sama dia” meski fahmi hari ini tidak menjemput zahwa, memang rencananya zahwa tidak akan bawa mobil karna sudah janjian sama citra mau nebeng nanti kalau ke RS. Zahwa merasa capek nyetir sendiri, ingin sesekali naik taxi online. Tapi berhubung fahmi menawarinya, ya sudah diterima saja. Naik taxi sama aja bareng sama supir cowok, sama fahmi pun juga begitu. Bedanya kalau sama fahmi gratis sih. Xixixi... Fahmi sengaja memarkirkan mobilnya diparkiran kampus “kok masuk parkiran, emang kamu gak langsung pulang?” “aku mau ngantar kamu ke kelas, memastikan kamu baik-baik saja” dengan nada datar & tanpa beban fahmi mengutarakannya. “ngaco ah, apa-apaan sih? Gak mau... gak mau pokoknya. Nanti apa kata mereka lihat aku diantar kamu. Ogah pokoknya” zahwa kesal dengan keputusan fahmi yg ingin mengantarnya sampai kelas. “bodoh amat sama mereka, pokoknya aku anterin kamu” fahmi tetap dengan keteguhannya. Zahwa turun dari mobil tanpa menghiraukan fahmi yang mengekor dibelakangnya. Semua pasang mata yang berpapasan dengan mereka menyelidik kearah mereka. Ada yang memandang seperti penasaran, ada juga yang memandang sinis, ada yang memandang kagum, dll. Zahwa mulai risih, & tambah mempercepat langkahnya. & Zahwa langsung masuk kelas menghampiri teman-temannya. “BELAJAR YANG RAJIN YA” teriak fahmi dari luar kelas, zahwa masih tetap nyuekin fahmi. “zah, ada apa gerangan kamu diantar mas fahmi? Kamu berangkat bareng dia dari rumah?” tanya citra “iya.... stop, jangan mengintrogasiku” zahwa males kalau bahas masalah fahmi untuk saat ini. “ada yang lengket, tapi bukan prangko. Ciyeee ciyeee zahwa” goda widya. “apaan sih” zahwa kesal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD