Posesif

1731 Words
Posesif Kini keduanya sedang berada diperjalanan menuju Ibu Kota Jakarta, senyum fahmi tak pernah lepas dari wajahnya. Rasa syukur selalu terucap dari bibir merahnya, sungguh lega rasanya bisa mendapat maaf dari wanita yang dicintainya. Candaan demi candaan menghiasi perjalanan mereka, seakan-akan tak pernah ada masalah sebelumnya. Fahmi akui ketidak bijakannya dalam menghadapi sebuah masalah, padahal zahwa selalu meyakinkan bahwa yg terlihat oleh mata tidak selalu benar. Fahmi menyesali semua kesalahannya, beruntung zahwa mau memaafkannya. Ah... Zahwa sungguh bidadari surga yg terlempar ke bumi. “boleh berhenti di toko depan sebentar enggak?” zahwa menunjuk sebuah toko yang bertuliskan menjual oleh-oleh khas Bogor. Fahmi tersenyum mengiyakan kemudian memberhentikan mobilnya di tepi jalan tepat didepan toko yang dimaksud zahwa. “ikut turun gak?” fahmi menggeleng “ada yang kamu mau?” Sekali lagi fahmi menggeleng & tersenyum pada zahwa “ya sudah aku masuk dulu ya, gak lama kok” zahwa langsung membuka pintu mobil & sedikit berlari masuk toko. Zahwa hanya membawa dompet dalam genggamannya, tas & hp nya sengaja ia tinggal di jok tempat duduknya tepat disebelah tempat duduk fahmi. Fahmi sedang asyik mendengarkan musik dengan headphonenya. Drrttt... Drrrttt.... Ponsel zahwa bergetar, fahmi mencoba menoleh ke arah ponsel zahwa. 1 notif masuk, chat WA dari seseorang yg masih dalam bentuk no belum diberi nama. Melihat isi chat dilayar depan seketika membuat senyum fahmi memudar, isi pesannya membuat emosinya semakin menjadi-jadi. Fahmi langsung mengambil ponsel zahwa, di bacanya chat tersebut. Fahmi semakin emosi melihat tak hanya 1 pesan, melainkan sederet pesan yg isinya dari mulai basa basi, perhatian, menggoda zahwa, ngajak ketemuan, & kali ini dia mengatakan perasaannya. Walaupun tidak terdapat 1 balasan dari zahwa, tp hatinya sakit melihat ada orang lain yang memperhatikan wanitanya selain dia. Apalagi zahwa yang tidak pernah memberitahukan hal itu padanya, Ingin fahmi membanting hp zahwa, tp dia tahan mati-matian agar bisa mengetahui siapa pengirim chat tersebut. Baru saja fahmi merasa senang, tapi selalu saja ada yang mengganggu kesenangannya. Didalam toko zahwa terlihat asyik memilih oleh-oleh, yang tak hanya untuk keluarganya zahwa ternyata juga membelikan oleh-oleh untuk keluarga fahmi. Setelah membayar di kasir, zahwa membawa 2 kantong plastik besar warna merah yang isinya sama persis tanpa dia beda-bedakan. Zahwa mengetok kaca pintu mobil tempat ia duduk, mengisyaratkan fahmi untuk membuka pintu jok belakang untuknya menaruh barangnya. Lalu setelahnya zahwa masuk & duduk disebelah fahmi. “aku juga belikan oleh-oleh untuk orang rumahmu, aku asal ambil saja ntah kalian suka atau gak. Aku samakan dengan selera orang rumahku, maaf ya kalau nanti kalian gak suka” zahwa yang awalnya melihat-lihat isi nota pembayarannnya, merasa bahwa perkataannya sama sekali tidak ditanggapi oleh fahmi akhirnya menoleh ke arah lelaki disampingnya. “kamu kenapa?” tetap tidak ada jawaban dari fahmi “fahmi... Kamu dengar aku gak sih” nada zahwa mulai meninggi. Fahmi mendadak memberhentikan mobil membuat zahwa shok. “siapa nomor baru yang sering mengirimkan pesan di WA kamu?” tanya fahmi tanpa menoleh ke arah zahwa. zahwa mulai menebak-nebak apa yang membuat lelaki disebelahnya langsung merubah sikapnya. Zahwa hanya tersenyum menatap fahmi. Diambilnya benda pipih yang tadi sudah dia masukkan ke dalam tas, membuka pesan yang dimaksud fahmi. “aku tidak tahu siapa dia, dia memang sering mengirimi aku pesan. Tapi sekalipun aku tidak pernah membalasnya” selembut mungkin zahwa memelankan nada bicaranya agar bisa fahmi terima. “lalu kenapa tidak kamu blokir saja nomernya? Atau kamu suka mendapatkan perhatian-perhatian kecil dari dia?” zahwa sekarang mulai tahu bagaimana sikap lelaki disampingnya ketika sedang emosi. Ucapannya ngelantur gak bisa direm, zahwa menarik nafasnya dan membuangnya perlahan. “aku sudah pernah melakukannya, tapi dia selalu dengan nomer baru-barunya. Aku juga sudah mengganti no hp berkali-kali, tp naasnya dia selalu tahu nomer baruku. Kamu kenapa sih?” gemes rasanya fahmi melihat zahwa yang polos, masak dia tidak ngerti juga kalau fahmi sedang cemburu?  Ingin rasanya fahmi melampiaskan emosinya dengan berbagai aksi nakalnya pada zahwa. Hhhh tapi dia tidak ingin mengecewakan zahwa. “pokoknya mulai sekarang kamu tidak boleh chatingan sama cowok lain selain aku & papa kamu” zahwa melotot ke arah fahmi. “emang harus segitunya ya?” tanyanya dengan masih berada dalam wajah polosnya. Lama-lama fahmi bisa gak tahan dengan zahwa, tapi dia harus menanamkan kesabaran seluas-luasnya dihatinya untuk menghadapi zahwa yg tidak pernah peka pada dirinya. “siniin hp nya?” fahmi mengulurkan telapak tangannya “buat apa?” Zahwa memberikan ponselnya dengan terpaksa. Fahmi mulai mengolah isi ponsel zahwa, zahwa hanya bisa menatapnya tanpa ada rasa ingin menahan atau bahkan untuk sekedar bertanya. “nih” fahmi mengembalikan ponsel zahwa “udah aku atur, biar gak ada lagi nomer-nomer iseng  yang gangguin kamu Aku bisa pastikan itu, & hanya nomer yang tertera di hp kamu saja yg bisa hubungin kamu” titah fahmi. Zahwa hanya bisa pasrah, gak nyangkah fahmi seposesif ini. “pokoknya aku mau setiap kegiatan kamu, kamu harus bilang ke aku” pinta fahmi dengan enteng “penting memangnya ya?” Zahwa mulai tidak percaya dengan keputusan fahmi “kamu keberatan?” fahmi langsung mendekatkan wajahnya pada zahwa yang mungkin hanya berjarak beberapa cm membuat jantung zahwa ingin loncat dari tubuhnya. Terpaksa zahwa menggelengkan kepalanya, walau nyatanya zahwa sangat keberatan “ok... Berarti deal ya?” fahmi mengulurkan kelingkingnya, zahwa ragu untuk membalas uluran kelingking fahmi. Tapi pada akhirnya terulur juga “aku juga janji, semua yg aku lakukan aku akan bilang padamu tanpa terkecuali sekalipun ke kamar mandi” “ih jorok ah” zahwa melengos kesal “gak apa-apa lah, kan hitung-hitung belajar jadi calon suami yang baik yang setiap saat memberi kabar tentang kegiatannya pada istrinya” tegasnya & langsung tancap gas. Zahwa hanya bisa pasrah, karna sekuat apapun bantahnya dia tetap akan kalah dengan yang sudah diputuskan fahmi. Jadi percuma saja berdebat dengan fahmi, hanya buang-buang tenaga saja. Fahmi memang jenis manusia keras kepala yang sudah berhasil menjadikan zahwa bucin. Fahmi mulai fokus dalam menyetir, zahwa sedang asyik membaca n****+. Sesekali fahmi mencuri-curi memandang zahwa, lucu sekali mimiknya saat sedang menghayati isi n****+. Kadang zahwa tertawa kecil, kadang juga melow, membuat fahmi semakin antusias memandangnya. Andaikan sudah halal, habis sudah zahwa seharian dikurung dalam kamarnya. Akhirnya mereka sampai juga di rumah zahwa, zahwa mengajak fahmi mampir sebentar. Tapi fahmi menolak, karna pasti orang rumahnya saat ini mengkhawatirkan dirinya yg semalaman tidak pulang. Saat masuk rumah, zahwa mendapat beberapa ledekan dari saudara kembarnya yg akhir-akhir ini hoby sekali menggodanya. Zahwa tak menghiraukannya, langsung saja dia berikan oleh-olehnya yang terdapat kesukaan bumil Apalagi kalau bukan asinan Bogor. zahwa sebenarnya ingin sekali ikut berkumpul di depan tv. Tp begitu seluruh keluarganya mulai menggojlokinya membuat zahwa mengurungkan niatnya, bisa jadi bulan-bulanan mereka kalau dia tetap pada niatnya. Waktu memang masih jam 10.00 pagi, tapi zahwa ingin tidur matanya sudah sangat berat. Bagaimana tidak mengantuk, semalaman dia susah tidur karna fahmi tidur satu atap dengannya. Tp bukan satu kamar lho ya... Xixixi Semalaman dia sibuk berkhayal, hingga akhirnya dia insomnia sampai menjelang subuh. Mungkin tidur qoilulah dapat mengganti waktu tidurnya semalam walau singkat & karna tidur ini juga merupakan sunnah maka zahwa memutuskan untuk tidur. *** Sesuai dengan permintaan fahmi, zahwa selalu mengabari setiap kegiatannya. Dan saat keduanya mempunyai waktu luang, maka mereka akan video call seperti saat ini. “kenapa tuh hidung merah?” fahmi mendekatkan wajah pada layar ponselnya untuk Memastikan. “jerawat batu kayaknya, sakit banget tau gak sih” zahwa mengelus-ngelus lembut hidungnya. “tunggu sebentar, jangan tidur dulu ya” fahmi langsung mematikan vc nya. Zahwa tidak mengerti dengan maksudnya. Mau kemana sebenarnya fahmi, aneh banget. Zahwa mengganti gamisnya dengan piyama, sudah jam 21.00 waktunya dia merebahkan tubuhnya karna jam 19.00 dia baru pulang dari kegiatan di rumah sakit. Baru saja menyelimuti setengah badannya, mamanya datang memberi tahu kalau fahmi berada di bawah “ngapain anak itu malam-malam datang kesini?” gumam zahwa dan langsung mengambil kerudungnya. Zahwa menghampiri fahmi yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Fahmi tidak nyangka kedatangannya sangat tepat, mendapati zahwa tidak lagi dengan gamis longgarnya. Dengan piyamanya terlihat jelas bentuk tubuhnya yang mungil. Piyama biru bergambar doraemon dengan lengan panjang & celananya juga panjang se tumit. “Assalamualikum... ngapain malam-malam datang ke sini? Gak bisa besok pagi saja ya?” nada zahwa terdengar kesal. Pasalnya dia sudah mengantuk. “wa’alaikum salam warahmatullah... Maaf sudah ganggu, nih” fahmi memberikan kantong plastik yang dibawanya, zahwa menaikkan salah satu alisnya dengan memperhatikan kantong yg fahmi berikan menerka-nerka apa isinya “sudah jangan dilihati terus, cepat buka” intruksi fahmi Zahwa mulai membuka & terkejut melihat apa isi kantongnya “maksudnya apa coba?” zahwa heran. “itu semua untuk ngobatin jerawat dihidung kamu, aku gak mau apapun menyakiti kamu termasuk jerawat yang ada dihidung kamu. Enak saja dia sudah berani nempel di hidung kamu, padahal aku kan belum pernah menempelnya” ucapnya. zahwa memang tahu kalau fahmi perhatian banget pada zahwa. Tapi tidak pernah berfikir jauh seperti ini, hanya 1 jerawat dihidung zahwa membuat laki-laki itu membawakan berbagai macam perawatan. Ada bersih dara, vitamin A, pelembab wajah, masker wajah, scrub wajah, facial wash, cream, salep yang semua fungsinya untuk menghilangkan jerawat. “ini hanya jerawat, Cuma 1 lagi. Harus ya selebay ini?” zahwa merasa ini terlalu lebay. Tanpa dia tahu kalau itu salah satu bukti cinta & kekhawatiran fahmi terhadapnya. “seharusnya kamu bersyukur ada aku yang selalu perhatiin kamu, bukan malah ngatain aku lebay” expresi wajah fahmi tampak santai meski wanitanya sedang ngomel. Zahwa mendengus kesal, sebenarnya zahwa merasa melayang-layang diudara karna perhatian fahmi yang walau terbilang lebay tapi berhasil membuat zahwa kegirangan. zahwa tak ingin memperlihatkan kegirangannya didepan fahmi, karna kalau fahmi tau pasti dia akan ke GR an. Zahwa hanya gak ingin fahmi terlalu memanjakannya. “hey... Bengong aja, aku lapar nih. Temenin aku makan yuk!” ajak fahmi yang sedang mengambil bungkusan dari dalam kantong plastik lalu memberikan 1 bungkus lainnya untuk zahwa “apaan tu?” hidungnya mulai mencium aroma makanan. “nasi goreng yang aku beli dari langgananku, enak banget tau” fahmi mencoba meyakinkan “sebentar aku ambil piring dulu ya” zahwa beranjak menuju dapur. Walau hanya makan nasi goreng, suasana kali ini terasa romantis. Tidak sabar rasanya fahmi ingin segera menghalalkan zahwa, biar bisa menikmati & menghabiskan seluruh malamnya bersama. Tapi zahwa selalu mengatakan kalau dia ingin lulus dulu dari ppds nya baru dia mau dihalalin, alasannya takut menggangu konsentrasinya. Apalagi fahmi mengatakan bahwa setelah nikah dia tidak ingin menunda punya anak. Sedangkan kegiatan zahwa di ppsd akan sangat menguras energi, gak mungkin kalau dia hamil dengan terus pada kegiatannya. Terlihat jam 22.00 fahmi ijin pulang, rasanya fahmi masih enggan meninggalkan moment yang jarang dia rasakan. Tapi ini sudah bukan lagi jamnya bertamu, sungkan rasanya. Sebenarnya keputusannya malam ini datang pun sudah tidak enak, tp apalah daya fahmi yang sedang bucin membuatnya membuang jauh perasaan sungkannya. “aku pamit ya” zahwa mengangguk dengan senyumnya “besok kuliah jam 9 kan?” tanya fahmi “dimajuin jam 8” jawab zahwa singkat “ok, besok aku jemput ya” zahwa sekali lagi hanya mengangguk, fahmi pun berucap salam lalu menaiki mobil pajeronya untuk pulang.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD