“Mas!” Andari memekik senang saat mengetahui Angga datang menjemputnya ke kampus. Lantas diburunya sang kekasih dengan berlari kecil ke arahnya. “Sengaja ke sini?” imbuhnya dengan seraut sumringah. Angga mengangguk, mengulur tangan lalu mengajak perempuan itu pergi meninggalkan kampus sambil bergandengan tangan. “Ada urusan ke PPI. Sekalian saja mampir ke sini. Kangen pacar,” terangnya membuat wajah Andari merona merah. “Tidak ada jadwal lagi kan?” Andari menggeleng sambil mempererat genggamannya di tangan Angga. Mereka berjalan kaki menuju sebuah kafe yang letaknya berada tak jauh dari kampus Andari. “Kita mau ke mana?” tanya Andari setelah mereka selesai makan siang di kafe yang cukup ramai itu. “Kejutan,” katanya membuat Andari mencebikkan bibirnya lucu. Mereka lalu menaiki bus d