Jam sudah menunjuk angka satu malam saat Angga masih tak bisa memejamkan matanya. Pria itu mendadak tak bisa tidur karena apa yang baru saja dibicarakannya beberapa jam lalu dengan Andari. Tubuh Angga terus gelisah. Miring ke kiri dan ke kanan berulang kali. Sesekali tengkurap dan terlentang lalu miring lagi. Terus dan terus berubah-ubah mencari posisi yang paling nyaman agar bisa memejamkan mata dengan tenang. Biasanya Angga mudah tidur kalau sudah berada di atas kasurnya yang nyaman itu. Tapi entah kenapa kali ini sulit sekali kepalanya dibersihkan dari pembicaraannya dengan Andari di meja makan tadi. Kakinya juga sempat diganjal dengan guling dan bantal agar posisinya lebih tinggi dari kepala. Konon hal itu dimaksudkan untuk memperlancar peredaran darah sehingga tubuh menjadi leb