Tadi, Agha masih merasa tak begitu nyaman dengan kejadian Shiren memberikannya surat di depan anak-anak hingga suasananya terasa begitu riuh. Ia mendadak menjadi pusat perhatian untuk sesuatu yang menurutnya agak memalukan. Perlahan ia mulai menyadari jika memang ada yang salah dengan hal yang pernah ia minta dulu. Allah memang tahu apa yang terbaik. Tentang ia yang tiba-tiba memilih untuk putus dan berteman lagi seperti sedia kala memang keputusan yang terbaik. Apakah Agha terluka saat itu? Sangat. Jangan ditanya lagi. Ia bahkan sampai mengiba dalam doanya bukan? Bahkan mungkin bisa dibilang agak memaksa Tuhan karena meminta agar keinginannya dikabulkan. Tapi bukan kah yang tahu apa yang terbaik untuknya adalah Allah? Jadi rasanya seperti tak tahu malu saja. Karena kita kadang memang suk