Bab 1
" Bunda.... Bun.... " - Andira berlari menghampiri Bunda nya yang sedang di dapur.
" Dira.. ada apa? Kenapa kamu berteriak dan berlari seperti itu? nanti jatuh Dira.. "
" He He , maafkan Dira Bunda, habis Dira lagi happy banget.." - ucap Andira sembari tersenyum menampilkan barisan gigi nya yang rapih.
Bunda Alya menghentikan kegiatan memasak nya, dan menatap kepada Puteri nya.
" Happy kenapa? .. "
" Dira , dapat nilai sempurna Bunda untuk mata pelajaran Fisika. Liat deh Bun, ulangan Dira nilai nya 98 .. "
Andira menunjukkan selembar kertas kepada sang Bunda
Alya menerima nya dan melihat angka nilai yang tertulis disana, diri nya tersenyum bangga dan langsung berhamburan memeluk Andira.
" Ini baru anak Bunda, anak cantik, baik hati, periang, dan Cerdas.. Ayah pasti bangga melihat kamu sangat berprestasi sayang.. "
" Iya Bunda, semua berkat Doa Ayah dan Bunda. Semoga Dira bisa dapat beasiswa di Universitas Negeri ya Bunda.. "
" Amiiin, anak Bunda pasti bisa membanggakan Bunda dan Ayah dan meraih cita-cita.. "
" Oke deh Bunda, aku mau ke kamar dulu, mau ganti baju dan istirahat, Bunda perlu bantuan kah ?. .. "
" Nggak sayang, kamu istirahat saja, nanti sore Bunda bangunkan yaa.. "
" Iya Bunda, bye Bunda... "
Andira berjalan menuju kamar nya.
Alya masih tersenyum menatap kepergian puteri tercinta nya menuju ke kamar.
.. " Andira, kamu memang anak yang sangat periang dan membanggakan, Bunda dan Ayah sangat menyayangi mu nak.. Usia mu saat ini 17 tahun, kamu tumbuh menjadi anak yang cantik dan pintar, semoga Bunda dan Ayah bisa terus menemani mu sampai kamu menikah nanti nak .. "
Tak terasa butiran air mata pun mengalir di pipi Alya, dengan cepat Alya menghapusnya.
...
"Dira.. Bangun sayang sudah sore.. " - Alya mengetuk pintu kamar puteri semata wayang nya.
Andira pun membuka pintu kamar dan melihat Bunda nya berdiri di depan pintu.
" Iya Bunda, Dira sudah bangun, mau mandi dulu ya ... "
" Iya sayang .. Bunda mau ke teras siram tanaman ya.. "
" Ayah sudah pulang Bunda? .. "
" Sudah sayang, sedang di kamar .. "
Andira hanya ber Oh ria mendengar penjelasan Bunda nya.
Setelah mandi Andira menuju ruang keluarga untuk menonton televisi.
Ternyata disana sudah ada sang Ayah yang juga sedang menonton televisi.
" Halo Ayah.. " - Andira membaur ke dalam pelukan sang Ayah.
" Hai sayang, bagaimana sekolah mu hari ini .. ? "
" Baik Ayah, Dira dapat nilai nyaris sempurna untuk ulangan Fisika, Dira dapat nilai 98 .. "
" Hebat anak ayah, itu bukan nyaris sayang, tapi sudah sempurna .. "
" Kalau sempurna kan nilai nya 100 Ayah .. "
Ayah mencubit hidung Dira dengan gemas nya.
" Kesempurnaan hanya milik Tuhan sayang .. "
" He he he iyaa Ayah .. "
" Ayah bagaimana hari ini ? apa Toko ramai .. ? "
Dirga menarik nafas dan menghembuskan perlahan.
" Lumayan .. "
Andira memperhatikan raut wajah sang Ayah yang seperti sedang kurang baik dan banyak pikiran.
" Ayah kenapa ? .. "
Dirga menoleh ke arah Dira yang masih dalam pelukannya dan menautkan alis nya.
" Maksud kamu ? Ayah tidak apa-apa ? .. "
" Ayah terlihat sedang ada beban yang di pikirkan .. "
Dirga menghela nafas
" Tidak apa , Ayah hanya sedang sedikit lelah tadi di toko .. " - ucap Dirga sembari tersenyum dan mengeratkan pelukan kepada putri nya.
Andira melengkungkan senyuman tipis. Diri nya tahu bahwa Ayah nya sedang banyak pikiran.
Namun Dira tidak berani bertanya lebih kepada Ayah nya.
" semoga Ayah & Bunda selalu sehat dan panjang umur, aku janji akan membahagiakan kedua nya saat aku dewasa nanti .. "
...
Pagi ini Dira sudah rapih dan manis menggunakan seragam putih abu-abu nya .
Tak lupa dia memoleskan krim anti sinar matahari dan sentuhan pelembab di bibir mungil dan manis nya.
" Dah ... cukup... "
Dira menoleh ke pergelangan tangan sebelah kiri nya, melirik angka di jam tangan nya.
" Ah aku hampir terlambat.. "
Andira keluar kamar dan menuju ke meja makan.
Disana sudah ada Dirga dan Alya yang menunggu.
" Dira , sayang .. ayoo sarapan dulu .. " - titah Dirga kepada putri nya.
" Iya Ayah .. " Dira menarik kursi dan mendaratkan b****g nya di kursi tersebut
" Ayah hari ini setelah pulang sekolah aku mampir ke toko Ayah ya .. ? " tanya Dira kepada Dirga sembari menyendok kan nasi goreng ke piring nya.
" Memang kamu gak capek? dari sekolah langsung ke toko susulin Ayah .. ? "
" Tidak Ayah, aku mau bantu - bantu Ayah di toko, dan aku juga sudah bawa kaos ganti .. "
" Baiklah, hati - hati yaa .. kabari Ayah saat kamu sudah akan ke toko . "
" Baik Ayah .. "
" Bunda gak apa dirumah sendirian sampai sore .. ? " kini Dirga bertanya dengan lembut kepada istri nya.
" Ayah nih, kaya bunda masih anak kecil saja, gak apa Ayah. Bunda akan baik baik saja dirumah sendiri, nanti Bunda mau masak makanan kesukaan Ayah dan Dira .. " ucap Alya sembari tersenyum manis ke arah Suami dan Anak nya.
" Waahh pasti Balado telur dan Tumis pare dan teri kan Bunda .. ? " ucap Dira bersemangat
Alya mengangguk mendengar ucapan anak nya.
" Kalau begitu nanti kita pulang nya jangan sore - sore ya Dira , ayah sudah gak sabar untuk makan masakan Bunda .. "
" Siap Ayah . ! "
Alya terkekeh mendengar percakapan antara Suami dan Anak nya.
Ada rasa haru dalam hati nya, pandangan nya sedikit kabur saat air mata mulai memenuhi kelopak mata nya, namun Ia menjaga agar tidak sampai menitikkan air mata di depan Suami terlebih anak nya.
Rasa bahagia hidup sederhana bersama Dirga dan Andira adalah hal yang Ia impikan sejak lama.
" andai saja kamu tau Pah, aku sangat bahagia dengan keluarga ku disini. Tolong jangan usik aku lagi Pah, biarkan aku dan mas Dirga bersama bahagia selamanya dengan Andira ... "
Monolog Alya di dalam hati nya.