Nathan menatap pesan Jessi yang sudah ia baca berulang kali. Lelaki itu merasa heran. Padahal cewek lain pun akan sangat berharap ia jemput. Namun berbeda dari gadis yang baru ia pacari kemaren.
"Nih cewek bisa nggak sih pura-pura manis gitu di depan aku? hemz... udah di depan mukanya masam... di chat pun ia seolah nggak mau kenal aku. Akh... sudahlah!" ucap dalam hati Nathan saat itu. Lalu... ia segera mengambil tas kuliahnya serta membawa kunci mobilnya disana. Saat itu ia hanya mengenakan celana jeans dan juga kaus untuk dalaman warna putih lengan pendek serta luaran kemeja kotak-kotak lengan panjang yang tidak ia kancingkan. Lalu tidak lupa sepatu kets bermerk nya warna putih yang senada dengan kaus yang ia kenakan saat itu.
Meski Nathan tahu jika saat itu baru pukul sebelas siang. Dan masih banyak waktu sebelum ia berangkat kuliah pukul setengah satu. Dimana saat itu Nathan ingin menuju ke rumah Jessi terlebih dahulu. Nampak Nathan yang baru keluar dari dalam kamarnya. Lelaki itu menuruni anak tangga hingg sampai le lantai dasar. Disana ia bertemu dengan mamanya yang tengah sibuk menata makan siang yang sedang di bantu oleh bibi asisten rumah tangganya. Disana mamanya melihat pula jika anak lelakinya belum waktunya untuk kuliah, namun sudah berpakaian rapi serta membawa tas kuliahnya pula saat itu.
"Emb... sayang... kamu mau kemana jam segini? bukannya kuliah kamu nanti jam satu ya? kok sekarang usah rapi aja? udah siap-siap sih nak?" tanya mama Nathan seketika yang penasaran dan ingin tahu kemana anaknya akan pergi saat itu.
"Emb... mah... Nathan ada janji mah... biasa lah anak muda! tapi beneran kok nanti Nathan nggak akan bolos ke kampusnya." Balas jawaban lelaki itu pada pertanyaan mamanya. Sembari satu tangannya menyingsing lengan di bagian tangan kanannya. Nathan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya saat itu.
"Loh sayang... tungguin papa lah, bentar lagi papa pulang... dan kamu... masak nggak mau makan siang sama-sama dengan kita nak?" tanya mama disana. Yang berharap sang putra bisa ikut makan sama-sama.
"Emb... mah... nanti Nathan niatnya mau jemput pacar, mau ajak pacar makan siang di luar mah... mama sama papa makan duluan aja ya..." ucap lelaki itu lagi. Namun saat Nathan.sudah akan beranjak pergi dari tempatnya. Sang mama melarangnya.
"Jadi... kamu itu rupanya keluar pukul segini... padahal tahu bentar lagi mau makan siang sama mama dan papa tapi malah memilih makan bersama pacar di luar? jadi mama dan papa nggak berharga ya sayang? hemz... kamu malah milih pacar?" ucap mama Nathan dengan dengusan kesal saat itu.
"Emb... mah... bukan begitu, kok gitu sih kata-katanya. Sejak kapan mama dan papa nggak Nathan prioritasin coba? hemz... mengingat... satu bulan lagi kan.Nathan harus putus sama dia mah... soalnya Nathan udah sepakat mau kuliah di Universitas yang papa pilih untu Nathan. Jadi... masak iya sih mama tega gitu? nggak kan?" tanya balik lelaki itu pada mamanya. Nampak wanita itu pun sedikit berpikir sejenak disana.
"Akh... yaudah... maafin mama ya sayang... yaudah hati-hati ya di jalan. Dan... usahakan nanti malam makan malam sama-sama ya..." ucap mama pada sang putra.
"Emb... oke mah... baiklah, kalau begitu Nathan pamit dulu ya..." ucap lelaki itu disana.
"Oh ya Nat... apa... kemarin malam juga kamu pulang basah-basahan... itu karena kamu juga keluar makan malam sama pacar kamu itu?" tanya mama lagi disana. Dan Nathan hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Oke lah... yaudah... hati-hati." Jawab mamanya lagi. Lalu kali itu Nathan benar-benar pergi meninggalkan mamanya sendirian disana. Nampak mamanya sedikit gelisah saat itu. Mengingat anak lelakinya baru kali itu dekat dengan seorang gadis yang membuat Nathan rela meninggalkan makan bersama dengan keluarganya.
"Emb... siapa sih teman Nathan yang biasanya tahu mengenai pacar Nathan ya?" ucap tanya dalam hati mama Nathan disana. Hingga mama Nathan mengingat-ingat salah satu sahabat baik sang putra. Bukan sahabat, melainkan lelaki yang patuh pada Nathan karena suka ngutang pada anak lelakinya itu.
"Akh... Jack... ya... aku ingat jika Nathan sangat dekat dengan Jack. Oke... aku punya nomor anak itu. Aku coba tanya saja pada lelaki itu." Ucap mama Nathan dalam hatinya. Lalu ia segera mengambil ponsel yang ada di kantung celemek yang ia gunakan saat itu. Mama Nathan ingat jika ia pernah di hubungi seseorang karena mobil Nathan kena derek. Hingga akhirnya mama lelaki itu berhasil menemukan nomor ponsel Jack di ponselnya. Wanita itu segera menghubunginya disana.
"Halo ada apa tante?" tanya Jack yang merasa sedikit tidak nyaman saat itu. Ia khawatir yang tidak-tidak. Atau mungkin khawatir jika mama Nathan akan menagih hutangnya pada sang anak yang kurang lebih sudah terkumpul delapan jutaan disana.
"Akh... apa tante menakuti mu? kenapa suaramu seperti ketakutan begitu Jack?" ucap mama Nathan pada sahabat anaknya.
"Akh... nggak apa tante... ada apa ya? ada yang bisa Jack bantu mungkin?" tanya lelaki itu yang berusaha menawari bantuan terlebih dahulu.
"Emb... gini Jack... apa kamu tahu pacar anak tante?" tanya mama Nathan yang langsung pada intinya. Sedangkan Jack saat itu sudah mulai gelisah dan sampai jemarinya tanpa sadar tengah mengusut kan bajunya sendiri disana.
"Aduh... aku jawab apa ya sama mama Nathan? ntar Nathan marah nggak ya kalau aku kasih tahu?" ucap Jack dalam hatinya.
"Akh... biarlah... mati, mati ajalah sekalian!" ucap Jack lagi. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memberi tahu mama Nathan jika pacar anaknya itu bernama Vera.
"Vera tan... pacar Nathan saat ini Vera namanya." Ucap Jack disana. Yang lalu membuat mama Nathan tersenyum. Meski saat itu Jack tahu jika hubungan sahabatnya itu dengan Vera tidak akan lama lagi. Ntah itu nanti atau besok, atau pun lusa, secepatnya Nathan akan memutus hubungan dengannya. Dan Jack saat itu belum tahu jika Nathan sudah berhubungan dengan gadis lain. Gadis itu adalah Jessi.
"Oke makasih ya Jack kalau begitu... yaudah... tante tutup dulu panggilannya." Ucap mama Nathan disana lalu benar-benar menutup panggilannya.
"Huft..." dengus lega Jack saat itu.
"Kenapa sampai mama Nathan tanya mengenai pacar anaknya sih?" ucap dalam hati Jack saat itu. Sedangkan di tempat mama Nathan. Wanita itu seolah berpikir sejenak disana.
"Emb... apa lain kali aku ajak si Vera makan malam ya? hemmmz... tapi aku belum tahu anaknya. Akh... gampang! tanya aja sama si Jack. Dan lagi... sepertinya Nathan beneran suka ama ni anak gadis. Buktinya... dia rela hujan-hujanan demi bisa makan malam dengan si Vera itu." Ucap dalam hati mama Nathan.