When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hubungan jarak jauh membuat Heartsa jadi sering memegang ponselnya, bahkan saat tidur, untuk melakukan sleep call dengan Gava. Tanpa sadar, dia terbangun di tengah malam dan mendapati ponselnya masih menyala. Di layar, terlihat suaminya yang sudah tertidur pulas. Heartsa menatapnya dari layar ponsel sambil tersenyum, melihat wajah Gava yang terlelap dengan ekspresi absurd, napasnya tenang. "Selamat bobok, Mas," bisiknya pelan, seolah takut membangunkan Gava. Lalu, dengan hati-hati, Heartsa mematikan panggilan video mereka dan kembali terlelap, merasa sedikit lebih dekat meski jarak mereka jauh. Beberapa jam kemudian, di pagi yang seharusnya penuh kebahagiaan karena Heartsa baru saja menghabiskan malam dengan melakukan sleep call bersama suaminya, suasana tiba-tiba berubah menjadi kac