“Ya ampun mba Hesa! Akhirnya pulang.” “Mba Hesa akhirnya pulang, pak Buk! Anaknya pulang!” “Assalamualaikum, ih apaan sih emang aku kenapa? Ini pada kenapa? Aku kerja overtime bukan di culik om-om Pak Iwan Bik Wani.” Heartsa pulang ke rumah orang tuanya santai sekali seperti tidak sedang mengalami sesuatu, dia mengucap salam, menyapa pembantu menggoda supirnya di luar sana yang bertanya dia dari mana sebab semua orang mencarinya. Meski hatinya masih berantakan akibat semua kekacauan yang baru saja terjadi dia tidak ingin itu semua menjadi penyebab dia frustasi lagi. Tidak ada lagi air mata yang mengalir di pipinya; jujur dia sudah terlalu lelah untuk menangisi ini semua. Setibanya di ruangan tengah, dia merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia tidak ingin melihat wajah cemas ora