Antara Karina dan Tiara

2084 Words
Beberapa hari kemudian Farhan dan Karina mendatangi kantor polisi guna mencari tahu perkembangan kasus kemarin. Setelah polisi melakukan penelusuran, ternyata preman-preman yang menyerang Farhan kemarin adalah suruhan dari Mbah Sapto. Mereka disuruh untuk membuat Karina tidak betah di kampung Kapuk, lalu mengundurkan diri sebagai dokter di puskesmas. Tujuan utamanya adalah agar tidak ada dokter lagi di kampung kapuk, sehingga masyarakat akan tetap berobat ke Mbah Sapto. Namun, kejahatan Mbah Sapto selama ini mulai terungkap. Bukan hanya asal-asalan meracik obat-obatan, Mbah Sapto juga telah melakukan kebohongan. Ternyata Mbah Sapto sama sekali tidak memiliki kesaktian apapun, tapi dia hanya berlagak seperti dukun. Disamping itu, Mbah Sapto juga memimpin para preman itu dalam merencanakan pembegalan baik di dalam kampung maupun di luar kampung. Kini Mbah Sapto dan kawanan preman itu harus mempertanggung jawabkan perbuatan mereka di penjara dalam waktu yang cukup lama. “Jadi begitu yang terjadi,” ucap Karina. “Iya. Sekarang para pelaku sudah kami amankan,” ucap polisi. “Tingkat kejahatan di kampung kami masih sangat tinggi pak terutama dari orang-orang yang berasal dari luar kampung. Kami tidak tahu kenapa kampung kami menjadi sasaran mereka,” ucap Farhan. “Kemungkinan karena kampung kamu belum terlalu dijamah orang. Warganya masih sangat sedikit dan disana juga belum banyak rumah. Mungkin itu dijadikan kesempatan bagi para penjahat untuk mencari mangsanya,” ucap polisi. “Lalu, apa yang harus kami lakukan agar kampung kami aman pak?” tanya Farhan. “Saya sarankan kamu mengajak warga ronda setiap malam. Bergantian itu akan lebih baik tanpa memberatkan satu sama lain,” ucap polisi. “Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk langsung menghubungi kantor polisi. Tim kami pasti akan langsung meluncur ke tempat kejadian,” imbuhnya. “Baik pak. Terima kasih,” ucap Farhan. Di Rumah Farhan Ibu Farhan kesepian karena anak-anaknya sedang tidak ada di rumah. Farhan pergi kantor polisi dan setelahnya, dia langsung ke puskesmas. Sedangkan, Syifa menjalankan aktivitasnya sebagai mahasiswa di kampus. Memasuki semester ini, jadwal kuliah Syifa lumayan padat sehingga jarang di rumah. Daripada menghabiskan waktu dengan merumpi bersama tetangga, Ibunya lebih memilih membersihkan halaman rumah. Selain membuat tubuhnya lebih bugar, halaman rumahnya juga akan lebih bersih dan nyaman dilihat. Saat sedang menyapu, tiba-tiba saja ada wanita yang datang ke rumahnya. Dia adalah Tiara, mantan kekasih Farhan sewaktu mereka bekerja di kantor yang sama. Tiara memang cantik tetapi sikapnya yang kurang baik membuat Farhan tidak betah. Saat masih pacaran dulu, Farhan tidak pernah merasa bahagia bersama Tiara. Apalagi kalau bukan sikapnya yang cemburuan dan mudah marah. Tiara sempat menolak saat diputuskan oleh Farhan dan berjanji akan berubah demi Farhan. Namun, Farhan tetap tidak bisa menerima itu. Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa Farhan tetap tidak mau mempertahankan hubungan dengan Tiara. Alasan pertama karena pada waktu itu, Farhan memang ingin berhijrah. Kedua, Farhan sudah keluar dari kantor tempat ia bekerja sehingga waktu bersama Tiara akan semakin sedikit. Ketiga, Farhan tidak tahan dengan sikap Tiara. 1 Tahun berlalu, Tiara ingin kembali pada Farhan. Tiara berjanji akan berubah menjadi lebih baik agar bisa menjalin hubungan lagi dengan Farhan. Tiara melakukan berbagai cara untuk mendapatkan simpati Farhan lagi, termasuk datang ke rumahnya dengan membawa kue untuknya. “Permisi, orang yang punya rumah ini kemana ya?” tanya Tiara sambil menenteng kue dalam toples. “Saya yang punya rumah ini,” jawab Ibu Farhan. “Ibu jangan mengada-ngada ya. Rumah ini punya pacar saya eh maksudnya mantan saya. Kemarin saya tanya Pak Jalal katanya dia masih tinggal di rumah ini,” ucap wanita itu. “Maksud kamu Farhan?” tanya Ibu. “Iya, Farhan Mahendra. Ibu siapa?” tanya Tiara. “Saya ibunya,” jawab Ibu. “Tadi mengaku yang punya rumah ini. Sekarang ngaku jadi ibunya Farhan. Setahu saya, Farhan sudah tidak punya orang tua lagi. Ayahnya sudah meninggal, ibunya juga sudah gak ada,” ucap Tiara tak percaya begitu saja. “Buktinya sekarang saya masih hidup,” ucap Ibu. “Kalau kamu cari Farhan, Farhan tidak ada di rumah. Dia lagi pergi,” ucap Ibu. Beberapa saat kemudian, Syifa pulang dari kampus dengan mengendarai motornya. Setelah memarkirkan motornya, Syifa langsung menghampiri ibunya dan mencium tangannya. Begitulah kebiasaan yang diajarkan orang tuanya sejak kecil. Kehadiran Tiara di rumahnya membuat Syifa bertanya-tanya. “Assalamualaikum Ma,” ucap Syifa mencium tangan ibunya. “Syifa kok kamu panggil Ibu ini Mama? Bukannya waktu itu kamu bilang kalau kamu udah gak punya Ibu,” ucap Tiara. “Eh ada kak Tiara. Iya kak dulu aku emang bilang Mama udah gak ada karena Mama jadi TKW ke luar negeri dan udah bertahun-tahun gak pernah pulang. Aku kira Mama gak akan pernah pulang selamanya. Tapi Alhamdulillah, sekarang Mama udah pulang ke rumah. Aku seneng banget,” ucap Syifa. Tiara menepuk jidatnya, “Aduh!” Mengetahui bahwa yang menjadi lawan bicaranya itu memang Ibu Farhan dan Syifa, Tiara langsung merubah sikapnya. Yang tadinya tampak judes, sekarang tiba-tiba berubah jadi manis. Tiara juga bersalaman dengan ibunya sambil meminta maaf karena dia tidak tahu kalau Ibu Farhan masih hidup. “Maaf ya Tante aku gak tahu kalau Tante Mamanya Farhan sama Syifa,” ucap Tiara lalu bersalaman dengan Ibu Farhan. “Tidak masalah dan Tante juga tidak marah kok. Pesan Tante, kamu harus bisa sopan pada semua orang baik itu yang kamu kenal atau tidak kamu kenal. Kamu kan orang berpendidikan, seharusnya kamu bisa menjaga attitude dengan siapa saja,” ucap Ibu Farhan. “Iya Tante. Maaf ya Tante,” ucap Tiara. “Ya sudah Tante ke dalam dulu. Syifa kamu yang temani dia ya,” ucap Ibunya lalu menaruh sapu di samping halaman kemudian masuk ke dalam rumahnya. ****** Syifa mengajak Tiara duduk di teras rumah sambil menunggu Farhan pulang. Sembari menunggu Farhan, Syifa menyempatkan waktu untuk mengobrol dengan Tiara karena mereka sudah lama tidak bertemu. Sejak Tiara putus cinta dari Farhan, Syifa sangat jarang bertemu Tiara. “Kak Tiara apa kabar? Lama ya kita gak ketemu,” ucap Syifa. “Kabarku baik kok. Kamu gimana? Kuliah lancar kan?” tanya Tiara. “Alhamdulilah baik kak. Kuliah juga lancar,” jawab Syifa. “Syukurlah, semoga cepat lulus ya,” ucap Tiara mendoakan Syifa. “Aamiin.. Makasih kak,” jawab Syifa. “Aku beneran gak enak deh sama Mama kamu Syif soal kejadian tadi,” ucap Tiara “Emangnya ada apa kak?” tanya Syifa. “Sebelum kamu pulang. Mama kamu lagi nyapu di depan rumah. Karena aku gak tahu, aku kira beliau orang lain. Untung aja kamu pulang dan jelasin ke aku,” ucap Tiara. “Kalau enggak, aku bisa malu banget. Jujur aku gak enak sama Mama kamu,” ucap Tiara. “Santai aja kak. Lagian udah terjadi juga kan? Kakak tenang aja, Mamaku orangnya baik kok. Mungkin tadi ada emosi dikit tapi lama-lama juga hilang sendiri,” ucap Syifa. “Oh iya, kak Tiara kok tumben ke rumah, ada apa?” tanya Syifa. “Aku mau ketemu sama kakak kamu. Aku mau ngasih ini,” ucap Tiara sambil menunjukkan satu toples bening berisi kue. Syifa melihat jam tangannya, lalu berkata “Bang Farhan lagi di puskesmas. Tapi sekarang udah jam 2 siang, palingan bentar lagi pulang.” “Loh, sekarang Farha kerja di puskesmas? Bukannya dulu jadi marbot ya?” tanya Tiara. “Sampai sekarang Bang Farhan masih jadi marbot kok kak. Tapi kalau jadi marbot kan tugasnya ringan dan cuma sebentar, jadi bang Farhan nyambi jadi sopir puskesmas. Syukur-syukur bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga kami,” ucap Syifa. “Nah, itu bang Farhan pulang,” ucap Syifa. Seperti biasa, Farhan pulang dengan mengendarai ambulans yang difasilitasi oleh Pak Lurah alias Pak Hendra. Dengan adanya mobil ambulans, Farhan diharapkan lebih cepat sampai ke puskesmas serta membantu warga sekitar yang membutuhkan pertolongan ke puskesmas atau rumah sakit. Disamping itu, Farhan juga bertanggung jawab untuk membersihkan dan merawat mobil ambulans itu. Tiara sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Farhan tetapi Tiara kecewa begitu mengetahui ada wanita yang keluar dari mobil ambulans Farhan. “Lho, Tiara? Kamu ngapain kesini?” tanya Farhan. “Oh jadi ini yang namanya Tiara,” batin Karina. “Aku mau ngasih ini buat kamu,” ucap Tiara memberikan satu toples berisi kue kepada Farhan. “Makasih ya,” ucap Farhan. “Meskipun kita udah putus tapi bukan berarti kita juga memutus tali silaturahmi kan? Aku mau kita akrab lagi kayak dulu, meskipun bukan akrab sebagai pacar lagi. Aku janji aku gak akan kayak dulu lagi,” ucap Tiara. “Iya-iya. Santai aja ya, aku juga udah lupa sama kejadian dulu. Saran aku, kamu gak perlu terus-terusan menyesali kesalahan tapi kamu harus bisa jadikan kesalahan itu sebagai pelajaran supaya kamu gak mengulangi kesalahan yang sama,” ucap Farhan. “InsyaAllah,” ucap Karina. “Berarti aku boleh dong main ke rumah kamu?” tanya Tiara. “Iya, boleh. Rumahku selalu terbuka lebar buat kamu,” jawab Farhan. “Oh iya. Karin, kenalin ini Tiara teman kerja ku dulu pas aku masih kerja di perusahaan marketing. Tiara, kenalin ini Karina teman kerja ku sekarag pas aku kerja di puskesmas,” ucap Farhan. “Halo, saya Karina. Salam kenal ya,” ucap Karina tersenyum. “Halo, saya Tiara. Salam kenal juga,” ucap Tiara. “Farhan, Syifa, Tiara, aku pamit dulu ya. Aku mau bersih-bersih rumah,” ucap Karina. “Oh iya. Silahkan,” ucap Farhan. Setelah berpamitan, Karina berjalan menuju rumah sewaan tepat disamping Farhan. Melihat Karina tinggal di tempat yang sedekat itu dengan rumah Farhan, Tiara pun penasaran. Hal ini karena dulu rumah itu ditempati oleh Pak Tarjo tapi kenapa sekarang ditempati Karina. “Dia tinggal di sebelah rumah kalian?” tanya Tiara pada Farhan dan Syifa. “Iya kak. Kak Karina tinggal di kampung ini biar cepat sampai ke puskesmas karena rumah kak Karina kan jauh dari sini. Kalau pulang pergi kan gak yama juga apalagi jalan menuju kampung ini kan agak sepi jadi rawan bahaya,” jawab Syifa. “Terus Pak Tarjo tinggal dimana?” tanya Tiara. “Pak Tarjo lagi pulang kampung karena anaknya sakit dan butuh biaya berobat. Jadi, rumahnya di sewain ke kak Karina,” jawab Syifa. “Oh gitu,” ucap Tiara. Saat Syifa sedang mengobrol dengan Tiara dan Farhan, tiba-tiba ibunya memanggilnya dengan sangat kencang. Ibunya meminta tolong Syifa untuk membantu mengiris sayuran dan daging ayam di dapur. “Syifa… Syifa.. Bantuin Mama bentar di dapur,” teriak ibuya dari dapur. Karena rumah mereka terbilang kecil, jadi suara ibunya masih terdengar antara dapur dan teras. “Iya Ma..” jawab Syifa. “Kak, aku masuk dulu ya. Disuruh bantu Mama di dapur,” ucap Syifa lalu menyusul ibunya ke dapur. “Oh iya. Ngomong-ngomong, kamu udah ketemu Mamaku belum?” taya Paham. “Udah kok tadi,” jawab Tiara. Di Teras Rumah Sekarang hanya tinggal Farhan dan Tiara. Karena mereka sudah lama tidak bertemu, mereka pun melepas rindu dengan bertanya kabar masing-masing. Sejak mereka putus, mereka sama sekali tidak pernah menjalin komunikasi lagi kecuali jika ada hal penting yang terpaksa harus mereka bahas bersama. “Kamu sekarang jadi sopir ambulans ya Far?” tanya Tiara. “Kok kamu tahu?” “Tadi Syifa udah cerita sama aku. Alhamdulilah, kamu punya dua pekerjaan. Semoga berkah ya,” ucap Tiara. “Aamiin. Makasih ya,” ucap Farhan. “Gimana kantor sekarang?” tanya Farhan. “Ya gitu deh. Masih sama kayak dulu. Bos yang galak, deadline kerja yang serba mepet, dan selalu disuruh meras otak buat dapet ide marketing yang viral. Sejak kamu resign, kantor jadi sepi. Kantor udah gak punya lagi sosok kamu yang selalu kasih ide-ide brilian,” ucap Tiara. “Aku merasa bukan apa-apa pas masih kerja disana. Jadi pas aku keluar dari kantor, aku mempersilahkan calon-calon karyawan baru yang lebih berkompeten dan aku harap bisa bikin nama perusahaan tambah maju,” ucap Farhan. “Nyatanya. Bos beberapa kali ganti karyawan di posisi kamu tapi bos belum juga dapet yang cocok. Emang kamu gak pengen balik jadi karyawan gitu?” tanya Tiara. “Kayaknya gak deh iya. Aku udah terlanjur nyaman kerja disini,” ucap Farhan. “Oh ya udah. Semoga lancar terus ya,” ucap Tiara. “Aamiin.. Makasih ya. Kamu juga harus semangat kerjanya,” ucap Farhan. Karena sebentar lagi Ashar, Farhan meminta izin untuk mengakhiri obrolannya dengan Tiara. Hal ini karena Farhan harus segera pergi untuk membersihkan masjid serta adzan Ashar. “Udah mau Ashar nih Ra. Aku harus ke masjid sekarang,” ucap Farhan. “Biar kamu gak sendirian disini. Kamu bisa nyusul Mama sama Syifa di dapur atau kamu juga bisa silaturahmi ke rumah Tiara,” ucap Farhan. “Enggak dulu deh Far. Aku mau pulang aja udah sore soalnya,” ucap Tiara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD