“Aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi, asal kamu juga bertahan untukku! Aku mohon, bertahanlah CEO. Bertahanlah untukku!” Bab 28 : Bertahanlah CEO Perang masih berlangsung. Pedang dan tombak tak hentinya beradu di antara debu yang menyeruak akibat pergulatan. Darah-darah segar juga tak hentinya mengalir. Kedua hal tersebut menjadi warna utama peperangan, termasuk aroma anyir darah, berikut pengap dari debu yang menjelma menjadi polusi di sana. Di sekeliling CEO, prajurit semakin berjaga. Mereka tidak membiarkan lawan mereka--prajurit berambut hitam, memanfaatkan situasi untuk semakin melukai CEO. Pun meski mereka telah kecolongan, lantaran mereka tak mengetahui siapa pelaku yang menombak CEO. “Tabib!” Pethok tak hentinya berteriak. Ia yang kebetulan berada cukup jauh dari CEO, ter