Reifan tentu saja menunggu. Ya mau sampai jam berapa pun, ia akan terus menunggu. Ia sudah menjanjikan itu kan? Ia mengecek ponselnya. Ya memerhatikan jam. Ini bahkan belum satu jam menunggu. Tapi ia sudah gelisah. Ia sudah memesan ruangan khusus. Ia menunggu di sana berharap Shilla bisa datang. Walau tentu ada ketakutan. Ya takutnya Shilla diikuti bukan? Meski.... "Beneran bukan kamu?" Itu bukan Reifan. Itu Alam yang mendadak mendatangi Sofia di apartemennya. Alan mencarinya ke mana-mana dan ternyata malah ada di sana. Ya tempat pelarian Sofia yang paling akhir. Kalau tak ada lagi tempat yang bisa menerimanya. "Ya ngapain juga aku ngelakuin hal kayak gitu?" Alan masih menatapnya. Sungguh tajam. Ia sudah bertahun-tahun panjang hidup dengan wajah-wajah bengis bin mengerikan di dalam k