Ketemu lagi

2160 Words
Lima orang anak laki laki sedang nongkrong di rooftop SMA GALAXY, padahal kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung. "Vin, gua liat semenjak lo kena tusuk lo suka senyum senyum sendiri. Udah s***p lo ya?" Farel bergidig ngeri. "Minta di tampol ni anak" "Hehe, abisnya lo senyum-senyum mulu. Gua kan jadi ngeri" "Orang kalo kena tusuk kan harusnya sedih ya, lah ini anak malah bahagia" ucap jerry sambil mengupas kulit kuaci dengan gigi. "Siapa juga yang bahagia kena tusuk? gila kali lo" seru Vino sambil sembari menghembuskan asap roko yang ia hisap. "Lah terus?" Leon yang tadi hanya diam mendengarkan ikut bertanya. "Gue lagi ngebayangin cewek cantik yang udah nolongin gue" "Tumben, biasanya lo cuek sama cewek. Gua aja ngiranya lo belok" ucap Regan tapi matanya tetep pokus ke layar hp karena dia lagi maen game. "s****n, lo kira gue lemon makan lemon" "Yeu, Jeruk makan jeruk k*****t" Jerry melempar Vino pake kulit kuaci. "Iya itu, sama aja. Satu jenis" "Suka suka lo deh Vin" Vino mengedikkan bahunya acuh. "Terus lo kenalan gak?" Tanya Leon, penasaran. Soalnya biasanya temennya yang satu ini rada susah kalo urusan cewek. "Kenalan dong, gua rasa dia anak SMA BIMA SAKTI" "Wihh, orang kaya dong. BIMA SAKTI kan sekolah elit sama kaya sekolah kita" "Namanya siapa Vin?" "Grizellie" ucap Vino semangat di sertai dengan senyuman yang mengembang. "Si Vino kalo bucin kaya orang i***t ya Wkwkwk" "Jangan sampe gigi depan lo gua patahin ya, Jer" "Yaelah, bercanda kali Vin baper amat wkwkw" "Vino emang i***t hahaha... Anjir mati cacing gue, s**l!!" Regan yang tadinya menertawakan Vino langsung memasang wajah masam sambil mengerucutkan bibirnya karena cacing gemoynya mati ke tabrak cacing krempeng. "Mampus, hahaha" semuanya tertawa kecuali Regan. "Pokonya hari ini gue harus nemuin tu cewek" gumam Vino tersenyum membayangkan bisa bertemu dengan gadis yang sudah seminggu tak ia temui. "Vinoooooo" teriakan sumbang seorang gadis membuat lamunan Vino buyar sektika, ke limanya menoleh ke arah si empunya suara yang berada di dekat pintu rooftop. "Mampus, nenek lampir datang" gumam Regan. Saat gadis itu melangkah mendekat, semua orang langsung bergidik ngeri. "Stella kangen udah seminggu gak ketemu. Katanya kamu di tusuk, siapa yang---" "Bubarrrrr" belum selesai ngomong, perkataan Stella sudah di potong oleh Farel. Kelima laki laki itu langsung pergi meninggalkan Stella yang kesal setengah mati. "Dasar gak sopak, bangke, a*u, Farel sialannn!!" Stella tak henti mengumpat sambil berjalan mencak mencak meninggalkan rooftop. *** Bell pulang sudah berbunyi, semua siswa siswi SMA BIMA SAKTI berbondong-bondong meninggalkan kelas, ada yang berjalan sendirian, ada yang bergerombol, ada juga yang jalan beriringan sambil bergandengan tangan. Terlihat dari luar gerbang lima orang laki-laki sedang duduk di atas motornya, gaya mereka yang keren dan wajah yang tampan, membuat mereka jadi pusat perhatian, terutama kaum hawa, ada yang berbisik, ada yang terang terangan menggoda. "Vin, gila anak BIMA SAKTI cantik-cantik ya?" "Hmmm" Vino tidak perduli dengan gadis-gadis itu, sebab yang Vino cari bukan mereka. mata Vino sibuk mencari gadis yang sudah seminggu memenuhi isi kepalanya ia celingak celinguk meneliti satu persatu orang yang keluar dari gerbang siapa tau di antara gerombolan itu ada dia yang Vino cari. "Buset, kalo gue sekolah disini gue gak akan bolos dah" seru Jerry dengan mata berbinar melihat siswi-siswi cantik yang melintas di hadapannya "hai" sapanya pada segerombolan siswi yang lewat, siswi-siswi itu berjingkrak kegirangan. "Vin yang mana ceweknya?" Tanya Leon penasaran. "Orangnya mana sih Vin, dari tadi kok gak nongo nongol" Regan sama penasarannya. "Kaya gimana ciri-cirinya? penasaran gue, dari tadi banyak cewek cantik tapi bukan orang yang lo cari" Saat sedang meneliti setiap orang yang melewati gerbang, tiba-tiba mata Vino menangkap seorang gadis cantik yang sedang berjalan dengan ke-3 temannya. Senyum Vino seketika mengembang "Itu ceweknya" Vino menunjuk kearah gerombolan gadis-gadis yang sedang bercanda gurau, ada juga yang berjalan sendiri, ada yang bergandeng tangan dengan pacarnya, ada juga yang jalan dengan lesu. "Yang mana bege, itu kan banyak orang" "Itu yang pake tas abu-abu" "Busettt, Vin yakin itu orangnya" Vino mengangguk cepat. "Ya ampun Vin, banyak cewek cakep ngapa lu milih dia" Vino menaika sebelah alisnya, emang kenapa? "Gue rasa mata lo harus di periksa sekarang, ayo" Jerry menarik tangan Vino berniat membawa Vino ke dokter mata, ia makin bingung dengan ucapan Jerry, emang apa yang salah? Vino menghempaskan tangan Jerry "Lo kenapa sih? emang apa yang salah?" "Lo beneran suka sama itu cewek" Jerry menunjuk ke arah seorang siswi pake tas abu, rambutnya di kepang dua, pake behel, mana pake kacamata tebel. Shit Vino baru mengerti apa yang ada di otak kecil Jerry yang tak lebih besar dari buah kiwi. Arah pandangan Jerry mengarah pada gadis nerd yang tepat berada tepat di depan El sehinga menghalangi arah pandang mereka pada El. Gadis itu sama-sama menggunakan tas berwarna abu. Astogeee naik darah lama lama temenan sama Jerry. "Amjim, bukan yang itu setannn" Vino mengusap wajahnya kasar "Terus yang mana?" "Itu yang rambutnya coklat, matanya hazel, di belakang cewek nerd itu" tunjuk Vino ke arah El "Anjirrrrr, ada bidadari turun dari langit" Jerry berdecak kagum, sedangkan Regan dan Leon menatap El tanpa berkedip. "Tutup mata lo" "Buset, Vin cantik banget tu cewek pantes lo ampe kaya orang i***t senyum senyum sendiri" ucap Farel terkagum-kagum. Vino tak menghiraukan ucapan farel, ia berjalan menghampiri El yang berdiri sendiri di dekat gerbang setelah ketiga temannya pergi meninggalkannya karena Jean ada latihan basket, Sera pergi menemui Revan, sedangkan Clara ke Spa dengan maminya. Orang-orang yang berada di dekat gerbang dan parkiran memandang kearah Vino dan El, penasaran dengan hubungan mereka. Jiwa kepo orang-orang sangat tinggi jika menyangkut kehidupan El apalagi melihat gadis itu dihampiri laki laki tampan. Selama ini tidak pernah ada gosip El dekat dengan laki laki kecuali Jovan yang akhir akhir ini gencar mendekati gadis itu. "Hy" Vino melambaikan tangannya ke arah El. "Ngapain lo disini?" Tanya El dengan nada datar. "Mau ketemu belahan jiwa gue" El mengerutkan keningnya. "Terus ngapain lo berdiri depan gue?" El memberikan tatapan sinis sambil melipatkan kedua tangannya di d**a. "Belahan jiwa gue kan lo" ujarnya kelewat santuy. "Dih, halu lo" "Bentar lagi juga kehaluan gue bakal jadi nyata" "Pergi sana, gausah ganggu gue" usir El "Gak mau, gue kesini pengen ngajak lo jalan" "Tapi gue gak mau" "Gue gak minta persetujuan lo, karena gue maksa" El mendengus mendengar perkataan laki laki itu yang seenak jidat. Tanpa aba-aba Vino menarik tangan El, membawanya menju motor sportnya yang ia tinggalkan di pinggir jalan bersama ke-4 temannya yang sedari tadi nyaksikan interaksi antara Vino dan El. Gadis itu tidak tinggal diam ia berusaha melepaskan tangannya, apa apaan kenal aja nggak maen tarik tarik aja. "Gila si Vino agresif bener" ucap farel. "Lepasin! gue gak mau" pekik El sambil terus berusaha melepaskan tangannya, bukannya lepas Vino malah mengeratkan pegangannya membuat El sedikit kesakitan. "Vin lo megangnya kekencengan" ucap Leon menyadarkan Vino. "Iya, kasian bidadari gue kesakitan itu" laki-laki itu sontak mengendurkan pegangannya "maaf" ucapnya lirih, namun El hanya diam tak menanggapi. "Please ikut gue, gue cuma mau traktir lo makan. Sebagai ucapan terima kasih gue" "Gak perlu" "Tapi gue maksa, gue gak mau punya utang budi sama lo" padahal itu alasan Vino saja ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama El. "Kalo emang lo maksa, gue minta lo gausah nemuin gue lagi sebagai balas budinya" "Lo kenapa sih? kaya gak suka banget sama gue, lo benci sama gue?!" Tanya Vino. Gadis itu bingung harus berkata apa, mana mungkin ia membenci Vino, laki laki itu tidak punya salah apa-apa, lagi pula mereka baru bertemu dua kali sebelumnya. Sebenarnya El bukannya benci tapi lebih tepatnya malas, ia malas berurusan dengan laki laki. Sulit untuk menjelaskannya. El berdecak "Bukan gitu" "Terus apa?" El akhirnya menyerah percuma saja meladeni Vino, hanya akan membuat perdebatan yang gak perlu. El berdoa semoga besok-besok ia tidak bertemu lagi dengan Vino. "Yaudah oke, tapi abis ini gue harap lo gausah nemuin gue lagi" namun sepertinya harapan El tak akan pernah terwujud karena mulai saat ini Vino akan menghantui kehidupannya. "Gue gak janji" El menarik nafasnya panjang, mencoba bersabar. Sungguh laki laki ini sangat menyebalkan, pemaksa, dan keras kepala. Vino memakaikan helm berwarna putih di kepala El yang sengaja ia beli di jalan sebelum menemui gadis itu, jarak mereka begitu dekat, hingga hembusan nafas Vino terasa di wajah El, membuat gadis itu membeku. "Hareudang.. hareudang.. hareudang, panas panas panass" ke-4 teman Vino bernyanyi sambil kipas kipas pake tangan setelah melihat ke uwu -an yang membuat mereka kepanasan. "Cepet naik" gadis itu tidak bergeming ia masih mencerna atas perlakuan Vino barusan yang membuat hatinya berdebar dengan kencang. "Yeu, malah bengong. Nunggu apa lagi? Lo mau gue gendong buat naik? Lo seneng ya kita jadi tontonan banyak orang?" El langsung tersadar setelah mendengar ucapan Vino barusan, buru buru gadis itu naik ke atas motor Vino setelah menyadari bahwa ia dari tadi menjadi pusat tontonan siswa siswi yang belum pulang. "Lo harusnya gak usah kaya gitu" ucap El sedatar mungkin menutupi rasa gugupnya. "Emang kenapa" "Malu, di liatin banyak orang" tapi Vino gak perduli. "Pegangan" gadis itu menurut, ia menempelkan tangannya di pundak Vino. namun Vino menarik tangan El melingkarkannya di pinggang. Sontak gadis itu menarik tangannya, namun sebelum itu terjadi dengan cepat sebelah tangan Vino menahan lengan gadis itu. "Diem, gue mau ngebut" benar saja setelah mengatakan itu Vino langsung melajukan motor sportnya dengan kecepatan diatas rata-rata, hingga tak sadar El mengencangkan pelukannya di pinggang Vino, laki laki itu tersenyum bahagia di balik helmnya. Modus dikit gak apa apa kali ya. *** "Makannya jangan sambil cemberut gitu dong El" gadis itu diam tidak menanggapi ucapan Vino, ia masih kesal dengan kejadian tadi. Sekarang El, Vino dan ke-4 teman Vino sedang berada di Elnina Café, mereka memutuskan makan di Café itu karena tempatnya yang nyaman dan instagrammable cocok banget buat hangout. Banyak anak muda yang memghabiskan waktunya untuk hangout di tempat ini, termasuk Vino dan teman-temannya ini. "Ya gimana ga cemberut, lo itu bawa orang, bukan kambing" ucap Leon sarkastik. Flashback Sepanjang jalan El tak henti memaki Vino dalam hati karena Vino bawa motornya kaya orang kesurupan. Setelah berkendara beberapa menit Vino menghentikan motornya di depan sebuah Café, gadis itu turun dari motor Vino dengan kaki yang bergetar, ia memberikan helm dengan kasar. "Lo kalo mau bunuh diri, gak usah ajak gue!" Pekik El penuh penekanan, lalu masuk kedalam Café dengan wajah kesal meninggalkan Vino di parkiran. Fashback off "Iya maaf El, gue tau gue salah. Di maafin kan El?" "Hemm" akhirnya El tidak mau memperpanjang masalah ini, sebenarnya ia kesal bukan karena Vino bawa motornya ngebut, El tidak masalah dengan itu karena ia juga kadang suka ikut balapan liar. Tentu tanpa sepengetahuan keluarganya. Tapi berbeda dengan Vino, laki laki itu bawa motornya ugal-ugalan dan tidak hati-hati, sangat membahayakan orang lain, hampir saja akan menabrak mobil lain makanya El kesal. "Lain kali El di boncengnya sama gue aja biar aman, gue orangnya hati-hati banget apalagi kalo urusan hati" ucap Regan dengan bangga. "Jangan dengerin si Regan, sama gue aja gue jamin selamet sampe tujuan" Jerry mengedipkan sebelah matanya pada El, lalu di balas pelototan oleh Vino. "Jerry mah kang ngibul, mendingan sama aa Farel yang ganteng di jamin nyaman" Farel menaik turun kan alisnya sambil tersenyum pepsodent. "Bacot lo semua" "Yeu cemburu haha" El hanya tersenyum mendengar candaan dan gombalan receh teman-teman Vino. Walau hanya senyum tapi senyumannya membuat ke-5 laki-laki itu terpesona. Cekrek cekrek Tanpa mereka sadari dari arah pojok Café ada seorang pria bertopi yang mengambil gambar mereka dan memperhatikan setiap gerak gerik mereka sedari tadi, setelah mendapatkan yang ia butuhkan pria itu segera mengirimkan gambar itu kepada seseorang. "Mba" Vino mengangkat tangannya memanggil pelayan, seorang wanita cantik datang lalu tersenyum ramah kepada mereka semua. Pelayan itu menunduk lalu El dengan ramah "Nona Grizellie" gadis itu tersenyuman tipis lalu mengangguk pelan, ke-5 laki laki itu bingung, ko mba pelayannya kenal El? sopan banget lagi. "Ko mba nya kenal sama lo?" Tanya Regan Baru saja pelayan cantik bername tag Ira itu akan membuka mulutnya El sudah menyerobot duluan. "Ee.. itu, gue sering kesini jadi mba nya hapal sama gue, iya kan mba?" Mba ira mengerutkan keningnya bingung, setelah itu mba Ira mengangguk canggung. Ke-5 laki laki itu mengangguk-angguk tanda mengerti. "Mba, saya mau bayar bill nya" Vino menyodorkan kartu berwarna hitam kepada mba Ira. *** Seorang pria tampan tengah duduk di dalam ruangan yang sangat besar. Pria itu memegang sebuah tablet yang menampilkan gambar seorang gadis yang sedang tersenyum bersama lima laki-laki di sebuah Café. Rahang pria itu mengeras melihat gadisnya tersenyum kepada laki-laki lain."Wait for me, Nina" pria itu mengelus foto gadisnya yang sudah lama tak ia temui. Rasanya sangat rindu sekali, ia ingin memeluknya namun ia hanya bisa melihat gadisnya lewat foto-foto yang orang suruhannya kirimkan. Meskipun tempat ia berada sangat jauh dengan gadisnya, tapi ia selalu tau apa yang gadisnya lakukan setiap hari, melalui orang suruhannya yang ia perintahkan untuk mengikutinya. Ingin sekali ia menemui gadisnya, tapi pekerjaannya tidak mungkin ia tinggalkan untuk saat ini, jika waktunya sudah tepat ia akan segera menemui gadisnya, rasanya ia tidak sabar menanti hari itu tiba. Thanks guys udah baca cerita gue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD