pondok pesantren

623 Words
farhan.. Fahri... bangun.., teriak umi waktu sedang membangunkan kami, ayo kita sholat subuh, mandi dulu baru ke mesjid, ucap umi setelah itu umi langsung ke dapur membuat sarapan, mas bangun mas nanti telat ke mesjidny, sekali lagi aku membangun kan mas Farhan yg memang malas bangun pagi, aku langsung ke kamar mandi, setelah selesai aku memakai baju Koko yg baru ku ambil di lemari, ku lihat di tempat tidur mas Farhan masih tetap tidur, ku tinggalkan mas Farhan di kamar, " Abi mungkin sudah duluan kemesjid" gumam ku dalam hati, selesai sholat kami sarapan di meja makan bersama, umi, Abi , mas Farhan dan aku. nak,, Abi pingin kalian sekolah di pesantren yaa, Abi mau anak abi bisa menggantikan Abi kalau abi, udah ngak ada lagi di dunia ini.ucap Abi dengan lembut. tidak,,, aku tidak mau sekolah di pesantren, si Fahri aja suruh kalau mau seperti abi, kalau aku tidak bisa, aku mau bebas, jawab mas Farhan dengan nada marah. Farhan jaga bicaramu, sahut umi melihat anakny yang satu ini memang sangat susah diatur. mas Farhan lalu menghentak kan meja dengan tangan ny terus berlalu pergi dari meja makan, Abi hanya menggeleng-geleng kan kepala. Fahri Abi berharap kepadamu mau yaa kamu sekolah di pesantren, tempat kawan Abi? iyaa bi Fahri mau, Alhamdulillah cuma kamu lah anak abi yang bisa diharapkan, Abi hanya bisa berdoa, supaya abangmu Farhan bisa seperti mu, aminnn.. aku mengaminn kan doa Abi. aku mencoba membujuk mas Farhan untuk mau ikut ke pesantren, pertama mas Farhan menolak, kemudian dia mau, ntah apa yang di rencanakan ny, hanya Allah lah yang tahu. *** Hari Senin ini kami berangkat ke pesantren tempat kawan Abi, kira2 menempuh perjalanan 4 jam untuk sampai ke sana. sesampai di sana Abi langsung jumpai, kepala sekolah yaitu teman atau sahabat Abi, mereka berpelukan seolah Udah lama sekali ngak jumpa, aku dan mas Farhan keliling-keliling pesantren, ku liat mas Farhan diam aja sambil memperhatikan sekeliling, ku lihat dari raut wajah ny, tampak dia merencanakan sesuatu, tapi ngak ku ambil pusing, dia mau ikut kesini saja sudah syukur, semoga disini dia bisa berubah. setelah berkeliling- keliling kami menjumpai abi dan kepala sekolah, Abi langsung berpamitan mau pulang, titip anak-anak ku yaa bas, kalau nakal hukum saja jangan sungkan, sama kan dengan santri yang lain, jangan mentang-mentang dia anak ku kamu me nomor satu kan mereka, ucap Abi sambil tertawa,, ustad Basuki selain kepala sekolah, dia juga anak dari kyai Hasan pemilik pondok pesantren ini. ustadz kok boleh tau dimana kamar kami? mari biar ustadz antar, kami pun mengikuti ustadz basuki, nah ini kamar kalian semoga kalian betah disini yaa, ucap ustadz basuki kemudian berlalu pergi, aku pun lebih dalam perjalanan tadi, ku mencoba mengistirahatkan badanku di kasur. Mumpung Fahri lagi tidur aku punya kesempatan untuk kabur dari sini dan bisa bebas, ngak ada lagi yang bisa ngatur2 aku termasuk umi dan Abi,gumam farhan sambil tersenyum licik. diam-diam Farhan kabur dari pondok pesantren, dengan melompat pagar. perlahan ku buka mataku, ku lihat jam di hp,, haaa sudah jam 5 sore aku blom ashar, aku terlonjak langsung menuju musolah yang ada di pesantren itu. setelah selesai ashar aku baru ingat, kemana yaa mas Farhan? ku tanya sama ustadz basuki, ustadz pun tidak tahu, bukanny dari tdi sama kamu nak? iya ustadz tadi memang sama saya, tapi karena kelelahan saya berbaring dan tidar, bangun saya sudah tak melihat mas Farhan, apa jangan-jangan dia kabur? coba kira cari dulu sekitar sini, kalau memang dia kabur biar ustadz telepon Abi kalian, jangan ustadz abi kami sudah tua, terus ada sakit jantung ny, Fahri takut jantung Abi kumat. Mas Farhan kan sudah besar, sudah bisa jaga diri ny sendiri, nnti kalau Abi kalian kesini terus menanyakan Farhan gimana? saya nnti yang bantu ustadz untuk ngomong.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD