"Violettaaa!" teriak Alec, yang seketika membuatnya terbangun. Cowok jangkung itu bermandikan keringat, di tengah udara pegunungan yang cukup menggigit. Napasnya terengah-engah saat dia berusaha bangkit dan menurunkan kaki ke lantai. Sebuah privillage bagi pewaris Pruidze. Dia dan Vaskha mendapatkan satu kamar khusus bagi mereka berdua dengan bed cukup besar untuk masing-masing. Alec menyisir rambutnya dengan jari terbuka, lalu memegangi kepalanya yang masih sedikit pusing. Entah kenapa dia merasa seperti sedang jatuh tadi, lalu tanpa sadar berteriak memanggil Letta. "Ah, itu hanya mimpi, ujarnya meyakinkan diri. Saat menoleh, Alec mendapati ranjang Vaskha telah kosong. "Kenapa dia tidak membangunkan ku?" gumam Alec, berdiri lalu berjalan ke kamar mandi. Jam dinding sudah menunjuk