When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Aku ini masih hidup. Jadi hentikan wajah konyol kalian." Stefano berucap dengan suara lirih, dia menahan sakit di sekujur tubuhnya ketika hendak memaksa bibirnya. Alfredo dan Jeremi yang baru saja terbangun dari tidur ayamnya saling melempar pandangan penuh rasa tidak percaya. Pasalnya mereka masih belum benar-benar menyadari penglihatannya saat ini. Stefano yang tadinya masih terbujur kaku di atas ranjang tiba-tiba sudah duduk bersandar dengan punggung yang ditopang oleh bantal. "Sepertinya aku bermimpi terlalu lama Jeremi." Alfredo berucap memecah keheningan yang tercipta. "Aku rasa tidak. Ini kenyataan, lelaki itu adalah Stefano." Sahut Jeremi dengan nada suara meragu. Stefano yang tengah memandangi Jeremi dan Alfredo tak kuasa menahan tawa. Suara kekehan lirihnya yang bercampur sa