When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Semua para siswa tak lagi menaruh perhatian pada William dan Angel. Teriakan seorang siswi membuat perhatian mereka beralih dari pasangan itu. Langsung saja para siswa lari berbondong-bondong untuk melihat gerangan apa yang sebenarnya terjadi. Dan benar saja, di detik selanjutnya suara teriakan yang saling bersahutan terdengar membahana. Seketika kerumunan itu berhamburan menjauh dari lokasi kejadian. Ekspresi wajah mereka berubah pucat pasi, malah ada yang sampai menetaskan air mata. Ketakutan nampak jelas di mata mereka. Kening Angel berkerut dalam, rentetan pertanyaan penasaran hinggap dibenaknya. Mata Angel bergerak lambat, memindai satu per satu ekspresi wajah para siswa yang sudah berkumpul di lapangan. Tanpa sadar kaki Angel melangkah ke arah toilet perempuan. "Ella?" Ketika teli