When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"A...apa?" Suaranya tercekat di tenggorokan ketika melontarkan pertanyaan itu. Tubuhnya membeku kaku, sementara ekspresinya pucat seperti mayat. Matanya melebar dilumuri rasa tidak percaya, Stefano merasakan jantungnya seolah di remas. "Angel saat ini sedang mengandung anakku." Di detik yang sama itu pula dunia Stefano seolah runtuh, hancur berkeping-keping ketika mendengar William kembali mengumandangkan kalimat itu. Rupanya impiannya untuk memiliki Angel kini pupus sudah, perempuan malang itu yang sudah berani merebut hatinya tidak akan pernah menjadi miliknya. Mata Stefano terasa panas, bibirnya mengulas senyum pedih ketika dia menatap pada William. "Kau sungguh seorang monster. Mengikat takdir seseorang sedemikian kejam demi kesenangan mu. Kau menabur benih cinta di hati Angel, n