Diam-diam ibu Mika sebenarnya cukup sedih melihat Mika seperti itu. Beliau pun tidak tahu bagaimana menghibur putrinya agar ceria kembali. Namun, dalam beberapa hari berikutnya Mika berusaha untuk hidup seperti biasa lagi walaupun ia sangat merindukan Yoshiki. Bagi Mika, Yoshiki adalah cinta pertama yang sangat berharga baginya. Setelah dua minggu berlalu, Yoshiki benar-benar tidak tahan lagi. Ia memutuskan untuk menelepon Mika malam itu. Ring... Ring... Ring...! Ponsel Mika berdering dan gadis itu meraihnya. Ia terkejut saat melihat nomor ponsel Yoshiki yang muncul di layarnya. Mika merasa ragu untuk menjawab telepon itu. Tapi, tangannya lebih dulu menekan tombol jawab sebelum ia bisa mencegahnya. “Ha... lo...?”