88 - True Feelings

1594 Words

            Esoknya, Mika membawakan senampan sarapan untuk Yoshiki ke ruang bacanya karena pria itu tidak keluar dari sana sama sekali. Ia bahkan tidak bisa melihat wajah Yoshiki karena pria itu duduk memunggunginya.             “Yoshiki... jika kau tidak ingin menemuiku, ini kuletakkan sarapan untukmu... kuharap kau mau memakannya karena aku tidak mau kau jatuh sakit...” ucap Mika pelan sambil meletakkan nampan itu di meja.             Ia berbalik untuk keluar tapi langkahnya terhenti di pintu. Ia melirik belakang kepala Yoshiki sesaat sebelum meremas kenop pintu.             “Aku... aku tidak akan tidur di kamar kita untuk sementara karena kau bilang kamar itu hanya untuk kita berdua... jika hanya salah satu di antara kita yang tidur di sana, rasanya kamar itu kehilangan artinya...”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD