Juna semakin mendekati bibir itu. Tanpa sadar, ia menelan salivanya dengan gugup. Jarinya mulai mengelus pipi merah Methalia. Pipi yang lembut dan halus seperti sutra. Gadis itu tersentak kaget dan perlahan membuka kedua matanya. Mereka saling beradu tatap. Iris coklat bertemu dengan iris biru. Keduanya hanyut dalam perasaan masing - masing. Mereka lupa diri karena dikuasai oleh sesuatu yang panas di tubuh. Gejolak itu kian memuncak saat hembusan nafas saling mendekat. Deg Deg Bibir Juna perlahan maju ke depan. Keduanya sedikit lagi bertemu. Waktu seakan berhenti untuk kedua sejoli itu. Tok Tok Bahkan, suara ketukan pintu tak didengar oleh mereka. Ceklik Sampai pintu terbuka pun mereka masih melanjutkan aktivitasnya. Hingga bunyi suara gelas pecah. Prang Mereka tersentak kaget