Api amarah yang berkobar di dalam tubuh Juna semakin membesar. Entah rencana apa yang di Susunya kali ini. Bahkan, Alex sendiri kebingungan harus berbuat apa. Tanda bersemirik seperti iblis itu membuat tubuh Alex bergetar hebat. Sepertinya, aku tak bisa menyelamatkannya, batin Alex. Lelaki itu memilih diam dan menjadi penonton yang baik. Ia tak akan ikut campur perihal hal ini. Karena posisinya juga terancam. "Kau ikut denganku," perintah Juna. Keputusan untuk menjadi penonton kini sia - sia sudah. Ingin rasanya Alex meronta dari kungkungan Juna. "Tapi, aku ha-." Juna langsung memotong ucapan Alex yang belum selesai. "Kehidupanmu di sini ada ditanganku. Ingat." Punya teman satu saja sangat kejam. Tidak ada pilihan lain lagi untuk Alex. Mau tidak mau, dirinya harus mengikuti semu