Marisa memandang sedih pada testpack yang bergaris satu di tangannya. Ini sudah bulan ke berapa dia dan Mario berusaha tapi belum juga ada hasil. Marisa yakin kalau dia subur. Sudah terbukti melalui tes. Sedangkan Mario, dia sudah bisa membuat Cecil hamil. Nggak perlu lagi pembuktian medis. Tapi kenapa Marisa belum hamil juga? “Mungkin karena kamu masih sering merasa sakit. Apa iya beneran sakit? Padahal aku udah pelan-pelan masukinnya, lho.” Mario duduk di samping istrinya, di tepi kasur. Dia tahu istrinya baru saja selesai mengecek melalui urin pagi. Kata Marisa haidnya bulan ini terlambat. Tapi nyatanya zonk. “Nggak pengaruhlah. Yang penting spermaa kamu bisa berenang ke tempat yang tepat. Mungkin kamu yang nembaknya kurang jauh, jadi udah keburu lelah sprema kamu berenang.” “Ya gima