"Non Juni........" Suara kaget Pak Marto, Security yang menjaga rumah orangtuaku terkejut saat aku membunyikan klakson meminta beliau untuk membukakan pintu gerbang. Tergopoh beliau membukanya dan aku hanya mengangguk sebagai ucapan terimakasih. Datang dengan wajah pucat nyaris seperti mayat dan sendirian tentu saja bukan hal yang biasa, tapi aku sudah sangat lelah. Aku tidak akan berlari kemanapun, aku ingin pulang, dan rumah orangtuaku adalah tempat dimana menjadi tujuanku. Disini aku akan selalu diterima, disini juga aku selalu bahagia, mengingat bagaimana dulu orangtuaku sangat menyayangiku, menjagaku sedemikian rupa dan membandingkan hidupku dulu dengan sekarang rasanya sungguh sangat menyedihkan. Tawa miris tidak bisa aku tahan disaat air mataku meleleh tanpa henti. Aku begitu d