Tubuh Xella mendarat sempurna di atas pangkuan Kai. Wajahnya terbenam di d**a bidang pria itu. Entah kenapa kecerobohan dan kebodohan selalu datang secara bersamaan hingga membuat Xella terjebak dalam situasi yang sangat merugikan baginya. Xella tidak bergerak sama sekali. Bukan terbuai dengan aroma tubuh atau kekarnya otot dadanya Kai. Ia justru fokus pada suara detak jantung pria itu yang begitu cepat. Ada dua kemungkinan, bisa saja karena Kai terkejut atau bisa juga sedang menahan emosi karena tindakan dari Xella. “Suaranya keras banget, kamu abis lari maraton ya?” gumam Xella dengan polosnya. Perlahan, Xella menegakkan wajahnya, lalu mendongak menatap Kai dengan perasaan takut serta gugup. Xella baru sadar selain tatapannya yang tajam Kai juga memiliki iris mata yang indah. Garis wa