Edelwais tengah meringkuk dan sibuk tersenyum memandangi layar ponselnya. Edelwais tengah melihat foto-foto pertunangannya dengan Bubu. Dari acara lamaran, hingga acara resepsi pertunangan. Terdengar bunyi kasar akibat sosok di sebelahnya yang tiba-tiba beranjak bangun, Xinxin. Edelwais menoleh dan memastikan, menatap gadis bermata sipit itu dengan seulas senyuman. Senyum yang sengaja selalu Edelwais pasang karena menurut kata Bubu, Edelwais terlihat makin cantik ketika Edelwais tersenyum. Bubu suka itu hingga Edelwais berniat untuk selalu melakukannya. “Kenapa Xin?” tanya Edelwais sarat perhatian, suatu hal yang kini menjadi pandangan di setiap tingkahnya karena masih kata Bubu, Edelwais makin manis ketika bisa jauh lebih perhatian, penyayang pada keluarga. Edelwais beranjak dari ringku