"NGGAK." Nayla membalas Ethan dengan berani. "Aku udah makan." Ethan menghela napas pasrah sembari membuang muka. "Ya sudah kalau begitu—" "Tapi, aku nggak keberatan kalau harus masakin kamu di seberang sana." Nayla tersenyum tipis pada Ethan yang sontak menolehkan kepala padanya. "Aku juga punya hutang sama kamu, kan? Jadi, boleh nggak aku membayar hutangku sebelum terlambat?" Ethan terkekeh kecil. "Nggak ada kata terlambat untukku dan aku suka penawaranmu." Nayla tersenyum semringah. "Oke, ayo ke restoranku. Aku masakin semua makanan kesukaanmu!" "Yakin? Walau nggak begitu kelihatan kayak gini, tapi aku punya hobi makan yang banyak, lho." "Nggak kaget," balas Nayla sambil tersenyum sinis. "Perut kamu aja kelihatan bulet-bulet gitu?" Ethan tersenyum pias. Bulet-bulet? Apa dia harus