32

1558 Words

Aku kira Benjamin dan Elijah akan berpisah jalan dengan kami. Ternyata salah. SALAH BESAR. Bukannya berpisah kedua Axton itu justru mengekor ke mana pun kami pergi. Benjamin-lah yang selalu berkilah, “Ayah dan aku juga ingin ke sini.” Mana mungkin aku percaya begitu saja? Hanya karena ada Henry bersamaku Dante tidak merengek ketika Benjamin dan Elijah terus memepetnya seperti bayangan dengan tubuh. Salah-salah aku akan menyangka mereka berdua tengah menguntit. Eh? Bisa saja. Sangat mungkin! “Duke Axton, apa ini tidak berlebihan?” Aku mulai mempertanyakan kesehatan pikiran Elijah. “Anda, kan, bisa pergi ke stan lain. Ada BANYAK di sepanjang jalan.” Sekarang kami berdiri di depan ruko permainan adu bakat. Ada beberapa papan sasaran dan setiap panahan yang berhasil mengenai sasaran tert

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD