Semua pendeta yang hadir di aula serempak mengumandangkan pujian bagi Siel. Keagungan, kehebatan, segala keindahan yang Siel tumpahkan kepada seorang manusia; seorang perempuan, seorang ibu. Dia mewujudkan keberadaannya melalui perantara diriku, bila itu memang yang terjadi. Keadaan bertambah kacau begitu salah satu pendeta melihat perubahan dalam diriku. Tidak, kalau kalian berpikir aku berubah jadi cantik. Tidak, bila ada yang berasumsi aku menumbuhkan tanduk ataupun sayap. Jangan berpikir aku berubah jadi Superseiyan! Inilah yang terjadi: Pendeta tersebut melihat simbol Siel, melati dan salam, tercetak di jidatku! Tentu saja aku tidak tahu perkara simbol Siel andai saja pendeta itu, lelaki tua itu, tidak menunjuk kening dan berkata, “Berkat Siel! Dewi melindungi Anda.” Aku yaki