bc

One Night Stand (Benih Sang Dokter)

book_age18+
249
FOLLOW
2.8K
READ
HE
pregnant
arrogant
doctor
heir/heiress
blue collar
drama
bxg
secrets
like
intro-logo
Blurb

Akibat kejadian satu malam dr. Hans harus menikah dengan wanita manja bernama Jessica. dr. Hans tidak sengaja terjebak dalam situasi yang rumit dan sangat gila. Iya sih dia memang dokter Obgyn, tapi dia sangat tidak suka dengan ibu hamil yang sangat cerewet dan begitu manja. Lantas bagaimana nanti kehidupan pernikahan mereka dengan Jessica si wanita manja serta pak dokter Obgyn yang begitu anti dengan wanita manja? Yah, semoga semuanya berakhir dengan bahagia.dr. Hansel Aditya Pranata Sp.Og, pria tiga puluh lima tahun yang baru saja bergabung dengan Miracle Of Medical Center tempat dr. Noct bertugas disana. Banyak orang mengatakan jika Hans telah salah mengambil jurusan spesialisnya karena ketidak sukaannya terhadap pasien-pasiennya yang terlalu manja dan juga cerewet. Jika ia mendapati pasien semacam itu, maka Hans hanya akan memeriksa, melayani dan bertindak tanpa meladeninya lagi. Pria itu memang selalu dingin dan penuh akan misteri namun meski begitu tak pernah menghalangi para penggemarnya untuk terus menyukai dan mengidolakan dokter tampan itu. Suatu saat Hans dalam masalah besar, ia tengah menghadiri pesta milik salah satu dokter ternama namun malah terjebak bersama seorang wanita didalam sebuah kamar tanpa sehelai benang satupun.Hal yang membuat Hans semakin gila adalah wanita itu ternyata adik dari Alma istri dari dr. Bayu, dokter yang sangat disegani di Atma Medika. Kegilaan itu kembali berlanjut setelah wanita yang Hans tiduri ternyata hamil dan mereka berdua diharuskan untuk menikah. Hans adalah pria tiga puluh lima tahun, pria matang dan dewasa yang memang sudah lama menjaga betul kejombloannya karena tidak ingin terikat dengan siapapun. Namun sialnya, Hans harus menikah, berjibaku dengan seorang Jessica yang sangat manja, cerewet, Childish dan apalagi cengeng. Oh ditambah dia sedang hamil, lantas bagaimana Hans harus menghadapinya nanti? Sanggupkah ia bertahan dengan semua sikap Jessica yang sangat tidak ia sukai?

chap-preview
Free preview
Tinggal Bersama
Hans membukakan pintu untuk Bayu, Alma dan juga Jessica. Sebuah apartemen yang sangat kecil dan jauh dari kata mewah sudah lama Hans tempati seorang diri. Hans dan Jessica baru saja menikah, dan tentu saja Hans akan membawa Jessica untuk tinggal bersamanya meskipun harus memaksa. Bukan karena apa, ini soal harga diri. Mau tidak mau Jessica harus mengikuti kemanapun suaminya pergi karena mereka telah resmi mengikat janji suci sehidup semati. "Kak, aku nggak mau kalau tempatnya kayak gini." Keluh Jessica sembari meremas dress milik Alma. Wanita cantik itu menatap horor setiap sudut ruangan yang terlihat begitu sempit. Rapi sih rapi, bahkan begitu terlihat bersih dan juga wangi. Tapi apartment ini bukan seperti apartemen mewah yang biasa Jessica tempati. Benar-benar jauh dari kemewahan dan alat-alat yang canggih. Lantas bagaimana wanita modis itu bisa hidup nantinya jika seperti ini. Oh ia lupa, pria yang sudah menghamilinya dan menjadi suaminya saat inikan bukan berasal dari keluarga kaya. Hans hidup sebatang kara, rumornya sih dia memperoleh beasiswa untuk meraih gelar dokternya. "Sayang! Dengar! Ini hanya sementara. Turuti aja dulu kemauan suami kamu, nanti kakak akan carikan rumah yang lebih besar untuk ka-" "Sebelumnya saya mohon maaf bila tempat ini terkesan kecil, tapi ya... Memang beginilah keadaan saya Bu. Tapi ibu tidak perlu khawatir, saya akan selalu memastikan jika Jessi akan merasa aman dan nyaman. Terimakasih untuk semua kebaikan dan perhatian yang ibu berikan, tapi saya rasa soal materi itu semua tidak perlu. Saya masih mampu mencukupi semua kebutuhan Jessi tanpa campur tangan keluarganya." Sahut Hans dengan penuh rasa sopan namun begitu menusuk, hal itu tentu saja membuat Alma merasa tak enak hati. Sedangkan Jessica yang melihat itu malah mengepalkan kedua tangannya. Ya ampun, orang ini, sok iye banget. "Oh begitu, ya udah kalau gitu. Maaf kalau hal itu buat kamu nggak nyaman ya dok, saya cuma khawatir aja sama adik saya." Karena Jessi adalah anak bungsu, itu sebabnya semua saudara begitu menyayanginya terutama Alma. Sebagai saudara tertua, tentu saja Alma ingin supaya adiknya selalu bahagia. "Percaya aja sama Hansel." Tutur Bayu pada sang istri. Sejak tadi Hans tampak sungkan karena ada Bayu, Bayu adalah salah satu dokter senior yang merupakan sahabat dekat dr. Noct. Sejak tadi tatapan Bayu bahkan seolah tengah mengintimidasi Hans, tentu saja hal itu membuat Hans sampai terdiam kaku. "Kak..." Rengek Jessica. "Ssshhh... It's okay honey bunny, ada dr. Hans. Dok sejak positif Jessi jadi makin cengeng, kamu harus bener-bener perhatiin dia ya!" Ujar Alma sembari memeluk sang adik. Mendengar itu Hans hanya tersenyum getir, mendengar Jessica merengek saja langsung membuat kupingnya panas. Oh Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi pada Hans? Dan kenapa juga harus Jessica yang mengandung dan menikah dengan Hans? Apakah ini karma? Jika memang iya, Hans sungguh menyesal karena selama ini sudah membenci para wanita yang suka menangis dan merengek seperti anak kecil. "Jaga Jessi. Tolong jangan sampai menyakitinya, dia anak kesayangan dikeluarga kami. Kamu dokter Obgyn pasti lebih paham bagaimana seorang wanita. Pernikahan kalian terjadi memang bukan atas dasar cinta, tapi saya sangat berharap kamu bisa belajar untuk mencintai adik saya." Tutur Bayu pada Hans seraya menepuk pundaknya. Mendengar itu benar-benar membuat Hans langsung merinding dan panas dingin. "Iya dok, saya pasti akan menjaga Jessi dengan baik." Ujar Hans sambil menganggukan kepalanya pelan. "Kak urus semua karirku, aku udah nggak mau syuting lagi, aku nggak mau jadi model lagi kak. Abis ini badan aku pasti melar semua, pasti udah nggak ada satupun agensi yang mau rekrut aku lagi. Aku udah nggak mau jadi apa-apa lagi." Setelah mengatakan hal itu Jessica pun buru-buru meninggalkan Alma dan Bayu, wanita itu tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan menutupnya seraya menangis dengan pilu disana. Entah kamar siapa itu Jessica tak peduli sama sekali karena sekarang ia benar-benar butuh sendiri. "Sa-" "Sayang udah! Biarin aja. Turuti aja semua kemauannya. Besok kamu bisa kesini lagi sekarang kita pulang dulu!" Ajak Bayu pada sang istri. "Iya deh." Alma sebenarnya masih berat meninggalkan si manja Jessica, tapi apa boleh buat, sekarang Jessica sudah menjadi istri orang dan sudah bukan menjadi tanggungjawab keluarganya lagi. *** Sepeninggal Bayu dan Alma, Hans tampak menghela nafas berat. Pria itu mengusap wajahnya dengan frustasi. Sial benar-benar sial hidupnya sekarang. Demi Tuhan ia sudah tidak bisa sebebas dulu lagi. Apalagi ia akan hidup dengan wanita seperti Jessica, hal yang benar-benar diluar semua rencana hidup yang sudah Hans rancang dengan sedemikian rupa. "Pukul tujuh malam, harusnya dia udah minum vitaminnya. Haish... Aku bisa gila, terserah dia mau minum apa enggak." Hans menuju dapur setelah menatap kamarnya cukup lama, kamar yang Jessica tempati adalah satu-satunya kamar yang ada di apartemen milik Hans. Hans tidak butuh banyak ruangan, ia lebih suka hidup sederhana dengan rumah yang cukup bagi dirinya saja. Tapi sekarang lihat! Jika Jessica tidur di kamarnya maka otomatis dia akan tidur di sofa. Holly s**t! Ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Hans lalu memeriksa bahan makanan dikulkas, karena masih punya hati, pria itu lantas membuatkan makanan untuk istrinya. Jessica pasti belum makan malam dan wanita itu harus meminum vitamin serta s**u kehamilannya. Setelah selesai membuat makanan, Hans lalu memakan makanannya terlebih dahulu karena ia merasa lapar. Tak peduli dengan Jessica yang masih menangis, pria itu tetap melanjutkan makannya sampai habis. Setelah habis ia lalu menuju kamar dan mengetuk pintu, namun sayangnya tak ada sahutan dan Hans pun memutuskan untuk masuk begitu saja. Saat ia masuk, bukannya kasihan melihat Jessica menangis dengan mata membengkak, tapi Hans malah memalingkan wajahnya dan menghembuskan nafas kasar. Seumur-umur ia tak pernah membujuk wanita yang sedang menangis, dan iapun juga tidak pernah mau menginginkan hal menggelikan seperti itu. "Waktunya makan, jangan nangis terus. Ada makanan di dapur, saya tidur dulu, besok ada praktek." Ujar Hans pada Jessica yang sejak tadi hanya diam saja. Setelah berkata seperti itu, Hans pun segera meninggalkan Jessica sendirian dikamar. Pria itu lantas menuju ruang tengah untuk tidur karena besok ia harus bangun pagi. Hans memang selalu memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin untuk hibernasi karena jadwalnya yang padat menuntut dokter Obgyn itu untuk selalu fit. Ketika memejamkan mata, Hans benar-benar sudah tak peduli lagi dengan keadaan Jessica. Bukannya ia tak peduli juga dengan anaknya, tapi demi Tuhan, jika mengingat kejadian malam itu yang membuat Jessica harus mengandung anak Hans, Hans selalu saja merasa kesal dan juga marah. Semua itu bermula dari pesta di kediaman dr. Bayu, dr. Bayu adalah sahabat dekat dari dr. Noct, Hans dan dr. Noct memang cukup dekat karena mereka satu profesi. dr. Noct memang mengajaknya pergi ke acara pesta tersebut, namun disana Hans malah kena sial sesial sialnya. Jessica dan beberapa sahabatnya menjadikan Hans sebagai bahan taruhan tanpa sepengetahuan Hans. Karena Jessica kalah, maka Jessica harus membuat Hans tidur dengannya dengan cara memberikan obat perangsang kepada Hans. Menurut pengakuan Jessica, wanita itu sudah meminum pil kontrasepsi sebelum melakukan hubungan satu malam itu. Apalagi hal itu adalah yang pertama baginya, tentu saja Jessica akan melakukannya dengan sangat hati-hati. Tapi sayang seribu sayang, ternyata pil KB itu masih kalah kuat dengan s****a sehat milik dr. Hans. Sebulan berlalu, ternyata setelah kejadian itu Jessica dinyatakan hamil. Hans yang menduga jika hal itu akan terjadi pun hanya bisa menjadikan samsak sebagai pelampiasan kemarahannya. Apalagi setelah Jessica mengakui semua perbuatannya, hal itu membuat Hans semakin marah, kesal, benci, dan benar-benar mau meledak rasanya. "Eunghhh..." Hans menggeliat, ia sudah tidur satu jam namun tiba-tiba terbangun karena ada sesosok wanita yang tengah duduk diatas sofa. "Astaga! Ngapain kamu disini?" Hans tentu terkejut, nyawanya belum sepenuhnya terkumpul dan dirinya malah dikagetkan dengan sosok Jessica dengan mata pandanya. "Aku lapar." Cicit Jessica. "Hhh... Ya Tuhan... Saya kan udah bilang kalau ada makanan di dapur, kamu nggak inget saya bilang begitu tadi?" Tanya Hans dengan nada kesal, sedangkan Jessica hanya terdiam sambil sesekali membersihkan ingusnya. "Aku... Aku nggak biasa makan sendiri." Gumam Jessica. "Apa?" Hans tampak melongo, lalu kemudian menghela nafas. Tanpa banyak bicara lagi, pria itu lantas menuju kearah dapur dan mengambil makanan yang sudah dingin disana. Hans juga membawa s**u yang sudah ia buat untuk Jessica. Meskipun ia cuek, tapi Hans juga masih peduli terhadap anaknya kan, demi Tuhan ia masih punya hati. Ia dokter, dan seorang dokter tidak mungkin mempunyai sifat tidak peduli sama sekali. "Makan ini! Saya temenin sampai kamu selesai makan. Abis itu minum s**u sama vitaminnya juga." Hans menaruh makanan dan s**u diatas meja. Lalu pria itu kembali duduk di sofa. Bukannya meraih makanannya, tapi Jessica malah diam saja sambil menatap makanan itu. "Ada apa? Kamu nggak mau makan makanan it-" "Aku nggak biasa makan sendiri, biasanya ada mbak atau mami yang supain aku." Sahut Jessica membuat Hans langsung melongo seperti orang bego. "Ap-apa? Su-a-apa?" Hans bahkan sampai terbata-bata. "Astaga... Aku beneran bisa gila." Hans lalu menjambak rambutnya frustasi, demi Tuhan bagaimana mungkin seorang Jessica yang sudah berumur dua puluh delapan tahun tapi makan masih minta disuapi. "Kamu serius?" Tanya Hans memastikan. "Hm." Angguk Jessica. "Ck!" Hans pun berdecak, ia benar-benar harus menahan emosinya dan tidak boleh sampai melampiaskannya didepan Jessica. Ingat Jessica sekarang sedang mengandung anaknya, meskipun wanita itu melakukan banyak kesalahan pada Hans, tapi Hans tidak boleh sampai menyakiti wanita itu atau kalau tidak ia akan berhadapan dengan dokter sekelas Bayu. "Aku boleh telepon asistenku? Dia bi-" "Ayo makan!" Dengan berat hati, Hans pun melakukan itu. Pada akhirnya iapun mengalah dan memilih untuk menuruti keinginan istrinya. "Tap-ak-" "Makan lalu minum s**u!" Tegas Hans membuat Jessica langsung mengatupkan bibirnya. Melihat tatapan Hans yang penuh akan intimidasi, tentu saja hal itu membuat Jessica merasa agak takut. Demi Tuhan ia benar-benar menyesal karena sudah membuat hidup Hans jadi seperti ini. Gara-gara kelakuan bodohnya, sekarang dokter Obgyn itu harus terpaksa menjadi suaminya karena desakan dari Bayu dan kedua orangtua Jessica yang berada di Finlandia. "I-ini... Ini apa? Malam hari biasanya aku makan makanan yang nggak terlalu banyak mengandung kalori. Nan-" "Tapi sekarang kondisi kamu udah nggak sama lagi. Kamu sekarang lagi hamil anak saya! Jadi kamu harus makan makanan bergizi, berkalori, berlemak dan berprotein tinggi." "Ta-" "Jessi kamu sendiri yang sengaja membuat diri kamu hamil, jadi sekarang sebaiknya kamu nurut aja sama saya, karena hidup kamu sekarang diatas semua kendali saya. Saya ingin anak saya lahir dengan sehat dan nggak kurang satu apapun, maka udah sepantasnya kamu nurut apa kata suami kamu dan dokter Obgyn kamu." Tutur Hans membuat mata Jessica berkaca-kaca. "Iya-iya aku yang salah aku minta maaf, nggak usah diingetin aku juga tau kok kalau semuanya tuh salah aku. Aku udah ngerusak hidup kamu." Tangis Jessica kembali pecah dan hal itu tentu saja membuat Hans merasa jengah. "Bisa nggak sih nggak pakai nangis segala? Nggak bosen apa nangis terus dari tadi? Saya yang lihat aja capek banget, bikin pusing tau nggak!" "Ini tuh hormon tauk hormon." Seru Jessica. "Halah alesan aja, udah ayo makan!" Jessica pun akhirnya makan makannya dengan bantuan Hans. Wanita itu merasa tak habis pikir dengan sang suami yang berprofesi sebagai dokter Obgyn. Jessica memang salah iya kesalahannya sangatlah fatal, tapi bukan berarti ayah anaknya itu harus memperlakukannya seperti ini. Ia adalah tuan putri, semua orang selalu bersikap lembut dan begitu perhatian padanya. Tapi lihat si Hansel satu ini, rasa-rasanya Jessica ingin sekali memukul kepala pria judes itu. "Dikit-dikit dong dok, mami kalau nyuapin aku nggak kayak gini, aku bukan kuli." Protes Jessica. "Dikit-dikit kapan selesainya? Jangan banyak protes deh!" "Bisa nggak sih kamu manis dikit? Aku nggak bisa dikasari." "Astaga siapa juga yang kasar?" "Dari tadi nada bicara kamu tinggi terus aku nggak suka." 'Tahan Hans tahan... Kalau aja dia bukan adiknya dr. Bayu, udah aku karungin dia sekarang.' gumam Hans dalam hati seraya mengatur segala emosinya. "Okay Jessi... Ayo makan! Makan yang banyak supaya anak kita sehat okay!" Tutur Hans dengan nada selembut mungkin, senyumannya bahkan ia paksakan supaya Jessi cepat makan dan ia bisa kembali melanjutkan tidurnya. "Siap dokter. Aku mau kamu begitu terus sama aku, aku nggak bisa dikasarin apalagi dibentak. Kalau kamu nggak suka lihat aku nangis, makanya kamu harus lembut terus sama aku." Jelas Jessi pada Hans yang saat ini hanya bisa menghembuskan nafas pasrahnya. Oh Tuhan... Apa memang harus seperti ini hidupnya?

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook