48. Manis-manis Arum manis

2137 Words

“Ma, mereka kira-kira ngomongin apa, ya?” tanyaku pada Mama yang saat ini sedang membedah isi koperku. Sejak datang dan memberi salam, Papa langsung mengajak Mas Alan duduk berdua di balkon apartemen. Saat ini aku dan Mama duduk di pantri. Mama sibuk memilih oleh-oleh dari Mbak Dea, sementara aku hanya diam menyimak. Jangankan memikirkan oleh-oleh. Yang ada di otakku hanya mereka berdua, yakni Papa dan Mas Alan. Meski mereka sudah kenal sebelumnya, bukan berarti aku bisa santai-santai saja. Pasalnya, kali ini situasinya sedang jauh berbeda. “Ma? Kok diam aja, sih?” “Ya mana Mama tahu, Vin.” Mama menyelesaikan pilihannya, lalu menatapku. “Mereka itu udah kenal lama, kok. Kamu yang santai.” “Iya, tahu. Cuma kan ...” aku sulit mendeskripsikan apa yang kurasakan saat ini. “Kalau boleh tahu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD