00—Prologue
Selesai menekan tombol love di bagian bawah sebelah kiri layar, Shairin memutuskan keluar dari room Arjuan setelah berusaha bertahan selama kurang lebih satu setengah menit. Bukan karena siaran lelaki itu membosankan tapi lebih kepada usahanya untuk mengetes sejauh mana hatinya sudah sembuh sepertinya belum menuai hasil apa-apa.
Shairin merebahkan tubuhnya pada kasur, masih dengan menggenggam ponsel yang menampilkan home screen aplikasi Swanky Radio. Ia menutup matanya perlahan, menahan rasa sakit yang bermuara semakin dalam di hatinya. Benar kata orang, semakin berusaha melupakan, semakin ingatan dan luka itu bersarang tak mau hilang.
Ohh satu lagi yang sangat Shairin sesali: menilai orang hanya dari penampilan, perkenalan singkat, dan tingkah laku yang membuatnya cepat mengambil kesimpulan namun ternyata semua itu diluar dugaan.
Ponsel Shairin yang layarnya baru saja redup, kembali menyala bersamaan dengan suara notifikasi yang membuat Shairin refleks membuka matanya. Saat mengecek ponsel, nama Agasky muncul di urutan paling atas dengan sebaris pesan dibawahnya.
Agasky Swanky Radio
Kok out sih?
Shairin Dewantari
Lagunya bikin gue pengen kirimin Arjuan paket bom!
Agasky Swanky Radio
Wait wait... Kan itu lagu kesukaan lo. Biasanya juga lo betah kalau Arjuan nyanyi lagu itu
Shairin Dewantari
Ya sekarang nggak!
Agasky Swanky Radio
Kenapa dah? Putus lo sama si Krayon?
Shairin Dewantari
Ck! Rion yaa tolonggg... Bukan Krayon!
Agasky Swanky Radio
Ya udah sih beda dikit doang elah...
Jadi, gimana? Putus?
Shairin Dewantari
Kepo deh anda!
Agasky Swanky Radio
Oh putus...
I see I see...
Shairin Dewantari
Berisik lo Gaskyyyy!
Shairin langsung swipe up layar ponselnya ke laman home screen, hendak membenamkan kembali kepalanya pada bantal sebelum sebuah notifikasi baru lebih dulu muncul dan menarik perhatiannya. Shairin langsung mengklik notifikasi tersebut dan...
“Yang Buaya Yang Berkarya”
Agasky Swanky Radio make a group.
Agasky Swanky Radio added you.
Agasky Swanky Radio
Selamat bergabung penyandang jomblo terbaru @Shairin Dewantari
Noiva Swanky Radio
Yeay! Akhirnya Shairin jomblo juga.
Ehh... gabung maksudnya wkwk
Keii Swanky Radio
Heh? Beneran putus, Sha? @Shairin Dewantari
Gifaro Swanky Radio
Siapa nih yang kemaren nungguin Shairin putus?
Jifaya Swanky Radio
Spill name, jangan?
Agasky Swanky Radio
Spill name, jangan?
Gifaro Swanky Radio
Dududu bisa samaan gitu ya ngetiknya...
Noiva Swanky Radio
(2)
Keii Swanky Radio
(3)
Jifaya Swanky Radio
Gue duluan ya!
Gasky lu tuh ngikut-ngikut gue mulu heran!
Agasky Swanky Radio
Dih siapa juga yang ngikutin buaya betina?
Males.
Kebetulan aja itu. Ah elaaah...
Jifaya Swanky Radio
Lo tuh buaya jantan!
Hilih...
Keii Swanky Radio
Heh heh... sesama buaya bisa diem, gak? @Agasky Swanky Radio @Jifaya Swanky Radio
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Shairin?
Shairin Dewantari
Apa?
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Putus?
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Gak mau jadian?
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Sama gue?
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Yuk?
Shairin Dewantari
Ada yang tahu alamat rumah Arjuan?
Gue pengen lempar bom secepatnya!
Gifaro Swanky Radio
Hahahaha!
Agasky Swanky Radio
Sabar ya, Ar...
Dunia memang kadang kejam
Gifaro Swanky Radio
Tapi masih lebih kejam penolakan cewek
Agasky Swanky Radio
Hiyaaaa...
Arjuan Buaya Swanky Radio?
:')
Shairin memijit pelipisnya, memilih untuk menutup chat room tersebut dan beralih pada laman i********:. Pikirnya, ia akan menemukan postingan yang membuatnya sedikit lebih baik seperti quotes atau video kocak yang dapat menaikan mood dengan cepat. Tertawa. Ya, setidaknya Shairin butuh itu di fase-fase sakit hati seperti sekarang ini.
Namun, bukannya menemukan apa yang ia cari, mata Shairin malah berpapasan dengan postingan yang seketika membuat matanya memanas. Dalam postingan tersebut, terlihat seorang lelaki merangkul seorang perempuan dengan senyum yang sama-sama terlihat bahagia. Captionnya tertulis, ‘Happy born day my precious person. I'm so glad to have you in my life. Just you, not other’ lengkap dengan emoji hati berwarna biru yang ia sematkan diakhir kalimatnya.
Pemilik akun itu adalah Rionaldy Handoko, lelaki yang mengatakan ‘hai’ di perpustakaan kampus dengan senyum menawannya, yang mengaku menyukai Shairin saat pandangan pertama, yang menyatakan perasaannya lewat dinner romantis, yang memenuhi dunia Shairin dalam waktu sekejap bahkan menjadi alasan Shairin rela meninggalkan teman-temannya hanya demi lelaki itu, pada akhirnya menjadi orang pertama yang membuatnya terluka luar biasa.
Lelaki yang Shairin pikir tidak neko-neko itu mengkhianatinya dan memilih perempuan yang katanya mampu memberikan seluruh dunianya untuk Rion—yang tidak pernah Shairin berikan. Shairin kira, meninggalkan teman-temannya hanya demi lelaki itu telah lebih dari cukup, tetapi ternyata tidak.
Alih-alih menskipnya, Shairin mengklik profil Rion dan memblokir akun i********: lelaki itu. Awalnya ia beranggapan bisa melupakan dan menyembuhkan lukanya tanpa memblok sosial media lelaki itu, tetapi sepertinya hal tersebut kini perlu dilakukan. Bukan semata-mata karena ia childish tapi lebih kepada untuk melindungi hatinya sendiri agar tidak semakin hancur berantakan hanya karena lelaki seperti Rion.
Shairin sadar, dirinya juga pantas bahagia.
Saat hendak meletakkan ponselnya di nakas, kembali sebuah notifikasi muncul di layar membuat Shairin mengurungkan niat awalnya.
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Irin?
Shairin akan selalu mendengus kesal tiap kali lelaki bernama Arjuan—yang dikenalnya secara virtual itu menyebut namanya dengan sebutan irin. Seumur-umur tidak ada yang pernah menyebutnya begitu alias ya... baru Arjuan dan cuman Arjuan. Bukannya benci, tapi tidak biasa dipanggil begitu membuat Shairin merasa geli sendiri dan terdengar aneh.
Ketika ditanya kenapa memanggilnya begitu, dengan entengnya Arjuan menjawab, “Kan panggilan kesayangan harus beda dari yang lain” membuat Shairin bergidik ngeri dan semenjak saat itu ia tidak pernah menanyakannya lagi dan membiarkan lelaki itu menyebut namanya sesukanya.
Shairin Dewantari
Gak ada! Tidur orangnya!
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Astagfirullah...
Shairin Dewantari
Dih nyebut
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Lo tuh kalau ketus gitu makin gemes tau...
Bawaannya pengen macarin cepet-cepet.
Shairin Dewantari
Mata gue kok mendadak minus ya baca chat lo.
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Hahaha.
Irin?
Tapi bener?
Shairin Dewantari
Apaan?
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Lo
Putus?
Shairin Dewantari
Hmmm.
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Kok hmmm?
Hmmm itu kalau dalam kamus cewek tandanya iya, ya?
Oke noted.
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Irin?
Shairin Dewantari
Hmmm
Arjuan Buaya Swanky Radio?
Gak mau jadian?
Sama gue?
Shairin Dewantari
G!
Shairin melemparkan ponselnya sembarang di atas kasur. Kali ini ia benar-benar membenamkan kepalanya pada bantal dengan semua pikiran yang ada di kepalanya, yang rasanya ingin Shairin ledakkan agar terasa lebih ringan. Atau mungkin, opsi untuk mereset otaknya kembali ke setelan pabrik harus segera Shairin pertimbangkan.
***