Lova merasakan sedikit ketenangan di rumah itu karena Galen cukup jarang mengunjunginya, sehingga dia tidak perlu menegangkan urat-uratnya setiap berhadapan dengan pria itu. Harinya cukup membosankan dengan keadaan kakinya yang masih pincang. Andai dia tidak terkilir, sudah pasti dia akan sibuk datang interview dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Ivanka lah yang sering datang untuk mengunjunginya dan menemani sepinya, walau Lova masih memasang tembok dengan calon mertuanya itu namun Ivanka tetap memaksa bisa akrab dengan Lova. “Mbok … Masak apa?” Tanya Lova membuat Mbok Dar yang sedang berdiri di depan kompor langsung menoleh dan tersenyum hangat. “Sup ayam kampung nih, Non. Sama sambal goreng ati kentang. Non suka kan?” Tanya Mbok Dar membuat Lova mengangguk, dia lalu du