Part 22

1156 Words

Ini adalah hari kedua Aaron sakit demam yang dia alami tidak kunjung membaik. Nafsu makanya pun sudah menurun drastis. Sejak pagi ini hanya ada sepotong roti kecil yang masuk ke dalam perutnya. Bianca sudah berusaha menyebutkan setiap makanan kesukaan putranya namun, tidak satu pun yang Aaron mau. Bianca menyerah dengan segala usahanya. Dia tidak tahu lagi bagaimana harus membujuk putranya agar mau makan atau setidaknya meminum obat penurun panas agar kondisinya sedikit membaik. "Gini aja, Nak. Kalau Aaron mau makan dan minum obat lalu demamnya turun. Besok kita berangkat ke tempat Papa," kata Janeta. "Nggak boleh begitu dong, Sayang." Doni langsung menyuarakan keberatannya. Sungguh dia tidak akan rela kalau Bianca dan Aaron terbang ke Medan untuk menemui pria itu. Bisa besar kepala s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD