Karaoke

1535 Words
Sofia yang telah berganti baju kini mengantarkan minuman ke ruang tamu di mana ia melihat Arya dan Angel sedang mengobrol cukup akrab walaupun Sofia tidak terlalu mengetahui seberapa dekat Arya dengan Angel tetapi, di mana Sofia nampaknya mereka adalah partner yang cukup baik di masa lalu. "Kayaknya seru banget ngobrolnya, lagi ngobrolin apaan? boleh gabung? atau bisa ceritain gimana dulu kalian bisa kenal." Sofia meletakkan makanan dan minuman kemudian duduk di sofa. Arya cukup terkejut karena yang memberikan mereka makanan adalah Sofia langsung dan bukan asisten rumah tangga yang bekerja di sana. "Dia melakukan ini sendirian? aku liat di sinetron-sinetron ketika ada tamu maka yang menyuguhkan makanan adalah ART nya ternyata kenyataan tidak seperti itu, atau mungkin karena Sofia memiliki sifat semacam itu? benar kata Daniel, dia benar-benar sosok yang sempurna," gumam Arya tersenyum melihat Sofia. Banyak barang berharga di taruh di sana dan cukup tertata rapi serta semua benda memiliki kelompoknya masing-masing seperti yang terlihat di sebelah kanan ruang tamu itu seseorang disuguhkan oleh beberapa boneka kayu yang memiliki bentuk dan motif yang cukup unik dan seragam. "Hehehe kami gak terlalu dekat, kok tapi, Arya selalu nolong aku waktu dulu. Sejak saat itu aku merasa jika Arya adalah orang yang paling dekat dengan aku walaupun akhirnya aku memutuskan untuk pindah sekolah," ucap Angel tersenyum menceritakan masa lalunya dengan Arya. "Wah aku kira orang seperti dia adalah orang yang gak peduli sama sekitarnya," ucap Sofia melihat ke arah Arya. "Eh, kenapa kamu liatin aku gitu? lagian itu kan masa lalu, jangan samain dengan keadaan sekarang, semua orang pasti berubah hehehe," ucap Arya menggaruk kepalanya. "Gugup? kamu gugup? apa karena baru pertama kali main ke rumah cewek?" tanya Sofia mengambil minuman yang ada di atas meja. "Iya bener, kenapa kamu keliatan gugup? apa karena luka kamu? atau kamu lagi mikirin sesuatu?" tanya Angel yang duduk di samping Arya. Arya nampak kebingungan dengan semua pertanyaan itu walaupun sebenarnya banyak yang ia pikirkan sekarang. "Bagaimana aku tidak gugup, dua gadis cantik sekarang ada di hadapanku apalagi Sofia bertanya tentang masa lalu, dan yang lebih membuat aku gugup karena akhirnya aku bisa masuk ke dalam rumah besar ini dan ingin memfotonya lalu aku pamerkan, hahaha aku akan menipu semua orang di aplikasi banbanchat dan mengaku sebagai seorang kaya, hahaha. Tunggu, tidak-tidak aku tidak memiliki karakter semacam itu, yang lebih penting aku harus tetap tenang walaupun Angel nampaknya lebih terbuka menceritakan masa lalu kami walaupun dia tetap berusaha untuk menutupi beberapa hal tetapi, jika dibiarkan terus mungkin dia akan terlalu banyak bicara dan hal itu bisa membuat aku rugi di masa depan," gumam Arya. Sofia benar-benar memperhatikan Arya sekarang karena sejak tadi dia terus melamun. "Sebenarnya apa yang dia pikirin? kerjaannya melamun terus," ucap Sofia pelan yang terdengar oleh Angel. "Arya selalu seperti itu sejak dulu tapi, ada satu hal yang bisa membuat ia semangat," ucap Angel. "Apaan?" tanya Sofia penasaran. "Sini aku bisikin," ucap Angel kemudian membisikkan sesuatu pada Sofia yang nampaknya Sofia juga senang mendengarnya. Saat ini mereka berada di kamar Sofia di mana ruangan kamar yang ia tempati cukup besar dengan banyak fasilitas di dalamnya. Sebagai anak terakhir dari keluarga jenderal dan anak perempuan satu-satunya Sofia begitu dimanjakan serta dilindungi sehingga mereka mencari cara bagaimana agar Sofia betah di rumahnya dan tidak mau keluar rumah karena mereka cukup khawatir. Paras cantik dan statusnya yang cukup punya nama membuat keluarga khawatir terjadi sesuatu padanya sehingga hal ini mungkin efektif untuk dijalankan walaupun beberapa kali ia terlihat di sekitaran warnet. "Apa gak salah? kok kita malah main di kamar pribadi? apa cowok kayak aku boleh masuk?" tanya Arya kebingungan sekaligus ia merasa kagum dengan isi kamar Sofia yang terbilang mewah dan cukup besar itu. Ruangan kamar itu terletak di lantai dua sisi sebelah kanan dan terdapat balkon yang menghubungkan jendela kamar yang dibuat layaknya pintu untuk sekedar bersantai di sana. "Emangnya kenapa? mau cewek atau cowok sama aja, kan? yang penting gak ngelakuin sesuatu yang aneh," ucap Sofia berjalan ke arah ruangan yang ada di dalam kamarnya dan di sana ia menuju ke sebuah benda elektronik yang cukup besar. "Tenang aja Arya di sini kamu aman, kok. Kata Sofia kamu boleh masuk karena kamu temen aku," ucap Angel tersenyum dan meminta Arya untuk berjalan ke arah Sofia. Sofia menyalakan sebuah layar monitor besar, di sebelahnya terdapat dua sound besar. Arya terkejut karena ruangan kamar sebesar itu masih ada ruangan lain yang tersedia dan itu adalah ruangan menonton. "Hah? Ini ruangan lagi? ya ampun kok besar amat, ya? terus, kita mau nonton film apa gimana? keliatan kayak ruangan bioskop mini," ucap Arya kebingungan. Ruangan itu sangat sejuk karena terdapat AC di mana-mana, Arya yang sebenarnya telah merasa bahagia karena bisa masuk ke rumah itu semakin bertambah bahagia karena ia bisa masuk ke kamar Sofia, dan sejauh ini tak ada yang aneh di sana. "Kamu bener, kamar Sofia besar, ya? sampai ada ruang menonton pribadi," ucap Angel yang juga kagum dengan isi kamar Sofia. "Apa kalian nyaman di sini? tapi kita bukan mau menonton film," ucap Sofia melihat ke arah mereka setelah menyalakan semua barang elektronik yang ada di sana. "Aku suka, aku nyaman di kamar kamu, bikin betah." Angel tersenyum dan masih mengagumi isi ruangan itu. "Aku juga suka, kamu pasti sangat dimanjakan oleh orang tuamu, ya?" tanya Arya tersenyum. "Terimakasih, ya udah bilang kayak gitu walaupun kayaknya kepaksa iya, kan?" tanya Sofia tersenyum bercanda. "Yaudah ayo mulai aja Sofia," ujar Angel kemudian duduk di sebuah sofa yang tersedia di sana. "Emang kita mau ngapain, sih?" tanya Arya bingung. Sofia kemudian menyediakan beberapa mic di meja lalu mematikan lampu sehingga sekarang semuanya menjadi gelap hanya cahaya layar monitor yang menerangi sebagian ruangan itu. "Tadaa, kita mau karaokean hahaha ini adalah hobiku, ayo kita bersenang-senang sebelum olimpiade dimulai Arya," ucap Sofia tertawa lepas dan nampaknya ia cukup menerima Arya di sana. "Kenapa orang ini mendadak berubah? aku kira dia hanya bisa marah-marah," gumam Arya tersenyum tetapi dengan ekspresi kebingungan. Akhirnya Sofia telah mempersiapkan semuanya, di dalam layar besar itu telah terdapat banyak lagu yang bisa dinyanyikan kemudian mereka saling melempar mic untuk menentukan siapa yang akan bernyanyi lebih dulu. "Oke ayo kita nyanyi, siapa yang mau duluan?" tanya Sofia antusias. Mereka duduk bertiga di sana sedangkan posisi Arya nampak diapit keduanya dan membuat jantung Arya berdebar cukup kencang karena ia baru pertama kali merasakan duduk bersebelahan dengan teman wanitanya. "Keadaan macam apa ini? kenapa mereka nampak tenang dan nyaman? apa jantung mereka tidak berdebar seperti yang aku rasakan saat ini? walau bagaimanapun aku baru pertama kali merasakan semua ini dan membuat aku semakin gugup. Dua wanita duduk di kanan kiriku membuat aku kebingungan untuk berbuat apa selanjutnya, ah tidak apa yang kau pikirkan Arya," gumamnya yang kemudian ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Arya? Arya? Arya! kamu kenapa, sih? masih aja bengong, ayo nyanyi duluan karena cuma kamu laki-laki diantara kita," ucap Sofia nampak judes menyerahkan mic pada Arya. Arya terkejut dan merasa jika dirinya saat ini seperti sebuah tahanan perang yang sedang dipaksa untuk melakukan sesuatu. "Eh? kenapa bisa begitu? seharusnya tuan rumah dulu, kan? lagian aku gak bisa nyanyi, loh. Aku cuma mau denger aja, ya," ucap Arya nampak panik. "Kamu gausah merendah untuk dapat tabok, ya! Angel bilang suara kamu bagus dan kamu suka nyanyi-nyanyi waktu dulu," ucap Sofia menatap wajah Arya tajam seakan dia ingin melahap Arya saat itu juga. "Benar. Iya kan, Arya?" tanya Angel tersenyum sembari memejamkan matanya. "Kenapa dia menceritakan hal semacam itu? lagian aku cuma iseng, kan?" gumam Arya yang merasa jika Angel terlalu banyak mengekspos kebiasaan Arya pada Sofia. "Sudah kubilang itu masa lalu dan tidak pernah sama dengan masa sekarang," ucap Arya menggaruk lagi kepalanya. Mendengar jawaban itu kemudian Sofia memikirkan ide lain yaitu meminta Angel untuk menyanyi paling awal. "Kamu cowok kebanyakan alesan, Arya. Yaudah gini aja, sekarang Angel duluan yang nyanyi terus nanti kamu, ya? Deal no debat." Sofia cukup memaksa kali ini karena dia cukup kesal juga sejak tadi. "Hahaha ya ampun Sofia, sebagai tuan rumah aku sangat menghargai kamu jadi aku persilakan dengan penuh hormat untuk kamu menyanyi lebih awal," ucap Angel tersenyum. Entah kenapa perkataan Angel membuat Sofia terharu sampai-sampai matanya berkaca-kaca sekarang. "Angel? apa kamu benar-benar ngasih aku kesempatan buat nyanyi pertama?" tanya Sofia seakan ia tak percaya dengan apa yang didengarnya. "Tentu, aku ingin denger suara Sofia yang lembut itu," ucap Angel. Suara Sofia memang lembut seperti seorang bocah bahkan Arya mengakuinya dan saat ini sepertinya Arya tidak ingin meremehkan Sofia seperti saat ia meremehkan Sofia saat pertama kali bertemu. "Benar kata Angel, suara Sofia pasti bakal indah banget lagian dia wanita yang serba bisa, apalagi jika punya ruangan khusu sendiri pasti dia sering latihan. Sofia memang sempurna, dia menguasai segala aspek," gumam Arya kali ini tersenyum. "Makasih ya Angel aku terharu baru kali ini ada orang yang mengijinkan aku bernyanyi. Baiklah jika ini adalah sebuah kepercayaan yang kalian berikan padaku, aku akan menyanyikan sebuah lagu yang bisa membuat kalian terhanyut dalam lagunya," ucap Sofia nampak berlagak seperti seorang diva. "Ya ampun dia kenapa, sih? apanya yang spesial dari mempersilakan untuk menyanyi? lagian kenapa orang-orang melarangnya nyanyi padahal skill yang ia miliki sangat bagus," gumam Arya. Sofia memilih lagu berbahasa Inggris dan musik pun dimulai. Sofia menarik napasnya dan kemudian ia mengeluarkan suaranya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD