bc

PELET CINTA LOLITA!

book_age18+
97
FOLLOW
1K
READ
arranged marriage
blue collar
drama
campus
addiction
like
intro-logo
Blurb

Lolita Cantika— Mahasiswi tingkat 4 yang sangat tergila-gila pada ketua BEM di kampusnya. Lolita cukup berani, bahkan terkesan tidak memiliki urat malu.

Di depan banyaknya mahasiswa, gadis muda itu mendeklarasikan pelet cintanya. Membaca sebuah mantra sakti, yang dirinya pelajari dengan segenap hati.

“Badabum.. Badabum! Cemriwing! Wing! Buat Bang Adnan terkintil-kintil! Bwah!”

Jadi dapatkah mantra cinta itu meluluhkan sang pujaan hati?

Ikuti kisahnya hanya di, “Pelet Cinta Lolita!”

chap-preview
Free preview
[1] Melet Si Ketua BEM
“Bang Adnan, tunggu!” Lolita membuka lebar kedua tangannya, berniat menghalangi laju kaki Adnan. “Kenapa Lol? Lo jangan gangguin gue dulu. Gue ada rapat penting sama anak BEM.” Bisik-Bisik orang sekitar mulai menggema. Mereka mencibir kelakuan Lolita yang tak ada habisnya. Bukan satu atau dua kali anak semester 4 itu mengganggu ketua BEM mereka. Gadis itu selalu menyatakan perasaannya. Entah sudah berapa kali, hasilnya pun tetap sama— ditolak. “Lima menit,” Lolita merekah kan kelima jarinya. “Eh, nggak-nggak!” Kepalanya menggeleng, lalu empat jarinya hingga menyisakan jari telunjuk. “Satu menit aja! Cukup.” Adnan menghela napasnya. Menghadapi fans fanatik seperti Lolita memang membutuhkan kesabaran yang ekstra. “Lol, jawaban gue nggak akan berubah.” “Tenang Bang. Hari ini gue nggak mau nembak lo kok. Serius!” Lolita memasang tampang paling menyakinkan yang dirinya miliki. Tujuannya menghadang pujaan hatinya memang bukan untuk menyatakan perasaan. Ia mempunyai keperluan lain, yang sama pentingnya dengan menunjukkan rasa cintanya pada pemuda itu. “Apaan? Tolong cepetan, Lol. Anak-anak nungguin gue!” “Oke!” Lolita menghirup udara melalui kedua lubang hidungnya. Ia mengambil napas dalam sebelum mengeluarkannya cepat. “Bang Adnan, tatap mata gue!” Pinta Lolita dengan nada seriusnya. “Bukan muhrim!” Seketika saja Lolita tersentak. Bagaimana ini. Ritual pemeletannya tidak mungkin bisa dilakukan jika Adnan tak menatap matanya. Ia belum mempelajari kesaktian mandraguna dukun-dukun populer Indonesia. ‘Hais! Coba aja dulu! Katanya asal yakin, bisa! Kan pake kekuatan pelet kemauan diri!’ batinnya, menyemangati diri sendiri. Ambisi dan tulusnya perasaannya pasti bisa dijadikan sebagai dorongan kekuatan. Intinya! Yakin saja dulu. Kalau gagal coba lagi nanti. “Ya udah, nggak usah tatap-tatapan. Nggak lagi shooting film India juga.” Dia mau ngapain sih? Makin kesini, makin kesana tuh adek tingkat. Udah semenit nggak sih? Harusnya Bang Adnan udah cabut nih. Kalimat terakhir yang merasuk ke dalam gendang telinga Talita membuat gadis muda itu segera bergegas. Jangan sampai misi membacakan mantranya tidak terlaksana. “Aaaa!!!” Teriak Lolita. Tangan kanannya terangkat, mendarat tak jauh dari wajah tampan Adanan. “Badabum.. Badabum! Cemriwing! Wing! Buat Bang Adnan terkintil-kintil! Bwah!” Terakhir, tangannya bergerak seperti orang yang sedang memercikan air ke wajah pemuda dihadapannya. “Udah! Bye, Bang!!” Ucap Lolita lalu berlari cepat meninggalkan Adnan dan orang-orang yang terpelongo melihat tingkahnya. Gema tawa menyeruak. Mereka menertawakan keabsurd-an Lolita. Sajian siang hari yang benar-benar menghibur jiwa kemalasan para mahasiswa. Sepertinya rasa suka gadis itu pada si ketua BEM sudah memasuki fase depresi. Anak itu menggila sampai-sampai melakukan hal sereceh tadi. “Nan, lo baik-baik aja?” tanya sahabat Adnan, Richi. “Lo nggak beneran kena peletnya tuh bocah tengik kan?” “Hah? Itu tadi gue dipelet? Kok nggak berasa apa-apa, selain malu sendiri sama kelakuannya?” Beo Adnan. Pemuda itu menggaruk kepalanya. “Ck! Mana bisa lo dipelet. Bokap lo shalatnya kenceng! Jalan lagi aja. Anak-anak nunggu kita.” Adnan mengangguk. Berhubung kendala terberat di kehidupannya sudah tak lagi mengganggu, ia kembali melanjutkan langkah tanpa peduli dengan reaksi para mahasiswa. Di Sudut lapangan futsal yang menjadi perantara terhubungnya dua fakultas, Argam Gondo Joyo— Kakak Lolita, mengepalkan jari-jarinya. Ia ikut shock dengan perilaku ajaib adiknya itu. “Gam, Adek lo makin-makin.” Celetuk teman Argam. “Bawa ke psikiater gih! Takutnya LCD-nya kena, Nyet!” Wah— Maminya harus tahu perihal kebodohan adiknya ini. Bisa-Bisanya anak itu kembali mempermalukan diri hanya untuk seorang manusia. “LOLITA CANTIKA! LO NGAPAIN ANJENG!” Kesal Argam. Minta diguyur air kembang setaman memang adiknya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.1K
bc

My Secret Little Wife

read
97.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook