Permulaan
Zefanya Irana gadis blasteran Kazakhstan-Indonesia ini telah menjadi yatim piatu semenjak dirinya duduk di bangku SMA kelas 1. Saat kedua orang tua telah tiada dirinya harus tinggal di rumah sendiri karena dia tidak ingin pindah kerumah saudara mamanya di Surabaya.
Dia kembali dari Jepang setelah menyelesaikan kuliahnya dengan beasiswa yang dia terima dari awal hingga selesai.
Rasa penat yang dia rasakan setelah kakinya melangkah masuk kedalam rumah yang dia tinggalkan selama bertahun-tahun berubah menjadi rasa sedih, dirinya tak lagi merasakan penat setelah memandang album foto keluarganya.
"Ma, Pa, andai kalian ada saat ini betapa lengkapnya kebahagiaan ku, I miss you and i love you ma, pa," ucap zefa sambil mengelap air yang menetes di atas pipinya.
Zefa mulai menyusun baju dari kopernya ke dalam lemari dan membersihkan setiap sudut rumahnya, kebetulan rumah ini zefa sewakan selama dia berada di Jepang, dia bersyukur orang yang menyewa rumahnya merupakan orang yang bertanggung jawab. Tak lama dia selesai dan merebahkan badannya di sofa ruang tamu handphonenya berdering.
"siapa nih, ganggu istirahat gue aja," keluhnya dalam hati
Ternyata itu Senna Liyana sahabat Zefa saat di bangku kuliah. Sebelum berpisah, dirinya sempat meminta kepada Senna untuk mencarikan pekerjaan mengingat Senna merupakan anak seorang pengusaha yang pastinya memiliki relasi yang luas.
"Zefa lu mau kerjaankan? Gue tadi dengar dari bokap gue perusahaan Wijaya Makmur lagi buka lowongan untuk fresh graduate pas banget nggak sih fa? Gercep deh lo, kesempatan nggak datang dua kali beib," Ucap Senna dengan bersemangat
"Serius loh? Harus gercep dong iya kali seorang Zefanya Irana membuang waktu di saat kesempatan emas seperti ini," Zefanya sangat senang mengingat susahnya mencari kerja di tengah virus yang membawa berbagai negara, ya walaupun belum tentu diterima tapi ini kesempatan besar.
"Sohib gue yang satu ini memang the best, eh btw nih rumor yang beredar bosnya kece parah fa, mana tau keterima kerja sekaligus keterima jadi istri lumayan banget hidup loh jadi nggak sendirian lagi, hehe," ejek temannya yang emang paling b******k kalau bagian menghina gue
"Gue sih nggak penting bosnya yang penting kerja, udahlah yang gila aja lu belum juga keterima dah panjang amat pemikiran konyol lo, dah ya beibi babi ku, byeee!" Zefanya langsung mematikan telepon tersebut secara sepihak.
Tutttt.... Tutttt...
Zefanya pun mulai mencari berkas untuk melengkapi lamaran kerjanya, tatkala ditengah kesibukannya dirinya tidak lupa beribadah. Orang tuanya selalu berpesan untuk tidak meninggalkan ibadah dan mendoakan kedua orang tuanya.
Tak terasa bulan telah menggantikan posisi matahari, dirinya telah selesai menyiapkan berkas yang akan di antaranya besok ke perusahaan tersebut. Zefanya langsung bergegas memasak mie instan setelahnya dia mandi dan pergi tidur agar badannya besok fresh saat memulai kehidupan nyata yang sesungguhnya
