Karen memejamkan kedua matanya begitu melihat Ervin yang semakin memajukan wajahnya, sebelum Ervin mewujudkan keinginannya untuk mencium Karen pintu ruangannya seketika menjeblak terbuka. Tubuh Karen mendadak kaku, dia benar-benar takut jika yang datang itu orang penting atau orang tua Ervin. Akan di taruh di mana muka dia nanti jika berhadapan langsung dengan orang penting. Berbeda dengan Ervin, pria itu jelas sekali marah karena ada yang berani mengganggu aktifitasnya. Rahang pria itu mengeras mata hitamnya menggelap mrlihat pria berambut cokelat yang menginterupsi kegiatannya. "Ups sory, pintumu tidak terkunci. Kupikir kau sedang tidak sibuk, jadi ya aku masuk saja." seru Daniel dengan senyum lima jarinya, tanpa merasa bersalah sekalipun. Namun Daniel merasakan jika aura di dalam