Sembilan

1329 Words
Maaf banyak typo Happy read Ayu menghembuskan nafasnya lega. Untung lah mamanya percaya kata demi kata yang keluar dari mulutnya. Kalau rumah tangganya yang baru hitungan jari baik-baik aja. Alex adalah suami yang baik, lembut, pengertian dan penyayang. Bohong besar. Tapi, apa boleh buat. Ayu nggak mau membuat mama dan papanya khawatir. Walau Ayu membenci kedua orang itu yang sama sekali tidak pernah ada waktu untuknya. Kerja terus dalam hidup dan pikirannya. Ya, barusan Ayu melakukan video call dengan mamanya. Ayu yang sedang belajar untuk bekal ujiannya nanti, terhenti sejenak di saat ponselnya tiba-tiba bergetar dan berdering. Sekitar 30 menit waktu yang Ayu gunakan untuk mengobrol dengan mamanya. Mamanya yang akan pulang lebih lama lagi. Mamanya akan pulang sekitar 5/6 hari sebelum ia melakukan ujian nasional yang artinya tinggal 1 bulan lagi. Tak hanya mamanya, papanya pun, yang ikut melakukan video call. Video call grop di wa mengatakan kalau akan pulang sama seperti mamanya, di saat detik-detik ia akan melakukan ujian nasional. "Siapa yang barusan menelponmu?" Ucapan dengan nada tegas di atas berhasil membuat Ayu sedikit terlonjak kaget, dan siapa lagi pemilik suara tegas dan terdengar dingin barusan kalau bukan Alex Ayu tidak menjawab. Ayu malah terlihat mengernyitkan keningnya bingung saat ini. Bagaimana bisa Alex masuk. Pintu kamar sudah ia kunci. "Seharusnya sejak 30 menit aku berada dan sudah masuk dalam kamar ini. Tapi, aku lupa naruh kunci serep kamar ini dimana, dan bibi Nina baru menemukannya sehingga aku bisa berdiri di depanmu saat ini," "Siapa yang menelponmu tadi? Sampai harus berbicara mengumpat dalam kamar bagai maling."Ucap Alex dengan nada tidak sabarnya. Sebenarnya, kalau Ayu jeli. Ada nada cemburu dan was-was dari nada suara Alex barusan. Alex penasaran. Di saat ponselnya berdering, Ayu terlihat ketakutan dan kaget. Apalagi Ayu sampai harus mengobrol di tempat lain. Alex mengikuti Ayu dari belakang. Tapi, sialanya malah Ayu masuk ke dalam salah satu kamar tamu, dan lebih sialnya lagi, pintu kamar di kunci dari dalam sama Ayu. Alex berusaha menguping, tapi Alex tidak mendapatkan apa-apa. Jelas, Ayu mengobrol dengan mamanya dalam kamar mandi. Mencari kunci serep, tidak Alex temukan. Sampai 10 menit pencarian tetap tidak di temukan. Alex menyerah, dan menyuruh Bi Nina untuk mencarinya. Dan 20 menit kemudian baru di temukan tepat di saat Alex selesai mengoreksi jawaban dari soal try mata pelajaran matematika yang Alex isi secara diam-diam memperbaiki jawaban Ayu yang 90% salah. Raut bingung di wajah Ayu kini sudah berubah menjadi raut datar di saat Ayu ingat. Ini kali pertama sejak 2 hari yang lalu, mereka yang b******a di sofa ruang keluarga, Alex mengajaknya bicara. Sepatah katapun selama 2 hari mereka tidak pernah berkomunikasi sedikitpun. Alex terlihat dingin dan tidak tersentuh. Ayu? Gengsinya tinggi, hatinya masih sakit, sehingga Ayu juga enggan untuk menyapa dan menegur Alex duluan. Dan laki-laki itu lah yang menegur Ayu duluan. "Ayu... siapa yang menelponmu tadi?"Geram Alex dengan wajah yang sudah merah padam. "Mama dan papaku."Ketus Ayu. Dan Ayu tercekat di saat tiba-tiba ponsel yang baru Ayu beli kemarin sore sudah ada dalam genggaman Alex saat ini. Ya, Alex merampas kasar ponsel dari tangannya barusan. "Apa yang kau lakukan! Kemarikan ponselku!"Ucap Ayu geram dan mencoba merebut ponselnya dari Alex. Lagi, dan lagi Ayu yang kalah. Alex tidak mendengar, pura-pura tidak mendengar lebih tepatnya. Dan Laki-laki itu saat ini sedang mengotak-ngatik ponsel Ayu. Tidak percaya kalau Ayu mengobrol dengan mama dan papanya. Tapi, sepertinya Ayu tidak bohong. Benar. Ayu mengobrol dengan mama dan papanya. Tapi, kenapa harus menjauh darinya? apakah Ayu mengadu hal yang tidak-tidak? Tidak! Alex menggelengkan kepalanya kuat. Kalau Ayu sudah mengatakan hal yang tidak-tidak tentangnya. Tidak akan mama dan papa mertuanya mengirim pesan padanya 3 menit yang lalu. Agar ia menjaga Ayu. Membimbing Ayu dan membuat anak mereka pintar sehingga bisa dapat nilai yang memuaskan pas pengumuman ujian nanti, dan mengatakan akan pulang 1 bulan lagi. Perlahan tapi pasti, senyum misterius muncul begitu menyeramkan di kedua bibir Alex. Alex yang saat ini sudah menatap Ayu dengan tatapan bengisnya. "Mulai detik ini, aku mau kamu tidak membangkang dan melawanku. Kamu harus patuh padaku walau nantinya kita akan bercerai. Aku... aku tidak sengaja melihat surat kontrak yang ada dalam laptopmu. Aku setuju. Aku tidak akan tidur dengan wanita lain. Tidak tidur dengan Lisa juga sebelum kita bercerai. Aku setuju. Tapi, ada syarat dari ku. Kita melakukan making out, kapanpun dan dimanapun aku mau?" "Kamu setuju?"Tanya Alex dengan senyum tertahannya. Mendapat penolakan telak dari Ayu. "Aku nggak mau!!" "Kamu harus mau? Aku tidak suka menerima penolakan. Hidupmu sudah ku beli. Ah, terlalu kasar. Maksudnya. Aku suamimu sudah menanam modal yang banyak untuk usaha kedua orang tuamu yang hampir, bukan hampir tapi memang sudah gulung tikar. Kedua orang tuamu lama pulangnya kali ini, jelas sedang mengurus usahanya yang sudah kacau balau. Tanpa bantuan dari aku dan papaku. Kalian akan jadi gembel. Jadi, kamu nggak usah besar kepala dan berani melawanku lagi, Ayu! Aku tidak suka menerima penolakan atau kamu dan kedua orang tuamu dalam hitungan detik akan menjadi gembel di jalanan." ***** Selina tersenyum lucu, dan menatap suaminya dengan tatapan dalam dan tidak percaya saat ini. Lucu? Iya lucu! Bagaimana bisa, suaminya yang mengatakan akan menghabiskan waktu di Kalimantan dengan simpanannya malah bertemu dengannya di Bali. Bukan hanya bertemu dengannya saja, tapi bertemu dengan kekasih gelapnya juga. Ada pekerjaan penting seperti yang mereka katakan pada anak mereka Ayu. Tapi tidak membutuhkan waktu sampai 1 bulan lamanya. Dua hari berlalu, pekerjaan penting yang mereka lakukan sudah selesai. Dan sejak pagi tadi. Mereka, Selina dan Tama papa dan mama kandung Ayu masing-masing dengan kekasih gelap akan menikmati waktu libur dan bersantai di pulau dewata. "Ada yang lucu?Ada masalah?"Tama membuka suara melihat isterinya masih tersenyum lucu hingga saat ini. " Ada, Mas."Jawab Selina cepat ucapan suaminya. Yang saat ini sedang merangkul mesra wanita lain tepat di depan mata kepalanya. Selina tidak kaget. Sejak mereka menikah 19 tahun yang lalu hingga saat ini, Tama sudah memasukan wanita lain ke dalam rumah tangga mereka. Tama b***t? Tidak! Selina adalah salah satu wanita pekerja seks komersil yang tidak sengaja di hamili oleh pelanggan royal dan tajir melintir yaitu Tama. Tama seorang duda yang sudah di tinggal meninggal oleh isteri 1 nya. Seorang duda yang gagal move on sampai sekarang, dan tidak menceraikannya atas dasar alasan anak. Alasannya Ayu. Dan membebaskan Selina boleh melakukan apapun. Di belakang Ayu. Mereka punya gandengan masing-masing. Di depan Ayu. jelas mereka berakting sebagai pasangan yang sangat romantis dan saling mencintai. "Apa? Masalah apa? Bukan kah Ayu mengatakan ia baik-baik saja?"Tanya Tama dengan nada suara yang sudah khawatir. Mereka keluarga yang koplak. Di tempat yang sama suami istri itu melakuian video call grup dengan anak mereka. Yang saty mengatakan sedang ada di Kalimantan, yang satu mengatakan sedang ada di Surabaya. Pada Selina dan Tama ada di tempat yang sama. "Aku... Aku harusnya nggak terlena, Mas. Aku harusnya cari tahu dulu tentang Alex. Alex yang beda dari yang lainnya dari guru laki-laki yang belum menikah yang Ayu miliki. Dia selalu menasehati dan memberi masukan dan saran pada mama atas sikap masa bodoh Ayu dengan sekolahnya. Sikap diam dan antisosialnya dengan teman-teman dan gurunya. Alex yang mama duga suka sama anak kita, karena selalu tanya Ayu dan terlihat tulus sama Ayu. Ada kekasihnya, Mas." "Alex dan Bu Lisa. Guru Ayu juga. Mereka sudah pacaran sejak 5 tahun yang lalu. Mama yakin jelas, Bu Lisa akan jadi duri dalam pernikahan anak kita Ayu, Mas." "Kita salah sasaran. Mama takut Ayu terluka nantinya. Mama nyesal sudah jebak Alex untuk jadi menantu kita agar ada yang menjaga Ayu dan Ayu tidak kesepian dan dalam bahaya di rumah sendirian...."Ucap Selina dengan nada putus asanya dan raut penyesalan yang sangat besar di wajahnya yang masih cantik di usianya yang baru 39 tahun. Ya, baik Selina dan Tama.... 9 hari yang lalu, sengaja menjebak Alex agar menikahi putri mereka dengan alasan agar Ayu ada yang menjaganya..... karena mereka dengaan bangsatnya sebagai orang tua tidak ada tanggung jawabnya sedikitpun sebagai seorang ibu dan ayah pada anak mereka Ayu yang besar dengan para pengasuh dan pembantu di rumah... Tbc!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD